Minggu, 31 Mei 2020

Diskusi Harian Kelompok 9_Minggu ke 3

 

Link: https://www.beritasatu.com/faisal-maliki-baskoro/ekonomi/626895/ojk-kondisi-keuangan-masih-terjaga-di-tengah-covid19

OJK: Kondisi Keuangan Masih Terjaga di Tengah Covid-19

Kamis, 30 April 2020 | 09:33 WIB Oleh : Lona Olavia / FMB

Jakarta, Beritasatu.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan stabilitas sektor jasa keuangan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, hingga April tercatat masih dalam kondisi terjaga. Hal ini ditunjukkan dengan intermediasi sektor jasa keuangan yang membukukan kinerja positif dan profil risiko industri jasa keuangan tetap terkendali.

"Melalui sejumlah kebijakan antisipatif dan assessment forward looking yang tercermin dari stimulus sektor keuangan, fiskal dan moneter, Indonesia mampu mengendalikan volatilitas di pasar keuangan yang sempat naik tajam seiring peningkatan penyebaran Covid-19," ujar Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam siaran pers, Kamis (30/4/2020).

Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020, Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang diproyeksikan ekonominya tetap tumbuh positif di tahun 2020 dibanding negara lain. World Economic Outlook April 2020 memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia akan terkontraksi 3 persen dan negara berkembang akan kontraksi 1 persen.

Pada April, pasar saham melemah tipis sebesar 0,9 persen mtd menjadi 4.496, sedangkan pasar SBN mengalami penguatan dengan yield rata-rata turun 19,4 bps mtd. Sampai dengan 24 April, investor nonresiden mencatatkan net sell Rp11,8 triliun mtd, jauh lebih rendah dari net sell Maret yang Rp126,8 triliun.

Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan per Maret 2020 masih tumbuh positif. Kredit perbankan tumbuh sebesar 7,95 persen yoy, ditopang oleh kredit valas yang tumbuh 16,84 persen yoy. Piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 2,49 persen yoy. Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh 9,54 persen yoy.

Industri asuransi menghimpun premi Rp17,5 triliun atau terkontraksi sebesar 7,51 persen yoy. Sementara sampai 28 April, penghimpunan dana melalui pasar modal Rp28,3 triliun dengan 22 emiten baru. Di dalam pipeline terdapat 53 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp 21,2 triliun.

Profil risiko lembaga jasa keuangan pada Maret 2020 juga masih terjaga pada level yang terkendali dengan rasio NPL gross 2,77 persen dan NPL net 0,98 persen dan Rasio NPF sebesar 2,75 persen. Di tengah pelemahan nilai tukar rupiah, risiko nilai tukar perbankan dapat dijaga pada level yang rendah terlihat dari rasio Posisi Devisa Neto (PDN) sebesar 1,94 persen, jauh di bawah ambang batas ketentuan sebesar 20 persen.

Sementara itu, likuiditas dan permodalan perbankan berada pada level yang memadai. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan tercatat 21,77 persen serta Risk-Based Capital industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 643 persen dan 297 persen, di atas ambang batas ketentuan sebesar 120 persen.

 

Hasil Diskusi:

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan stabilitas sektor jasa keuangan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, hingga April tercatat masih dalam kondisi terjaga. Hal ini ditunjukkan dengan intermediasi sektor jasa keuangan yang membukukan kinerja positif dan profil risiko industri jasa keuangan tetap terkendali. Melalui sejumlah kebijakan antisipatif dan assessment forward looking yang tercermin dari stimulus sektor keuangan, fiskal dan moneter, Indonesia mampu mengendalikan volatilitas di pasar keuangan yang sempat naik tajam seiring peningkatan penyebaran Covid-19. \

Hal ini bisa terjasi karena Penanganan dan pencegahan COVID-yang dilakukan Pemerintah cukup baik. selain itu, juga masih dibutuhkan beberapa langkah-langkah yang akan diambil sesuai Instruksi Presiden adalah pada fokus kesehatan, social safety net dan bantuan dukungan ke UMKM dan sektor usaha serta lembaga keuangan. Penanganan dampak COVID-19 akan menambah anggaran sehingga menimbulkan beban APBN yang besar, sehingga APBN 2020 mengalami perubahan signifikan. Diperlukan langkah-langkah relaksasi peraturan perundangan (UU Keuangan Negara, UU Perpajakan, UU Bank Indonesia, UU OJK, UU LPS, dan UU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan) untuk mampu menangani kondisi kedaruratan atau kegentingan yang memaksa.

Langkah strategis yang dilakukan untuk mempertahankan posisinya dalam upaya oemuliahan ekonomi. Sesungguhnya secara garis besar yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia itu sama atau identik dengan yang dilakukan oleh negara-negara lain dalam menghadapi dampak COVID-19, yaitu melalui jalur fiskal, moneter dan bauran diantara keduanya.

·         Melalui jalur fiskal, pemerintah telah menambah anggaran yang digunakan untuk penanganan kesehatan dan perekonomian. Kemudian melalui jalur makroprudensial, BI telah melakukan kebijakan “quantitative easing” (QE)

·         Jalur moneter sudah ditempuh lebih dulu, dengan menurunkan suku bunga acuan BI (BI7DRRR)

·          jalur kebijakan perbankan pun sudah dilakukan dimana OJK telah menelurkan POJK relaksasi beleid retrukturisasi kredit maksimal bernilai Rp 10 miliar karena terdampak COVID-19.

Dengan demikianlah dengan kebijakan-kebijakan itulah terlihat bahwasannya dalam monitoring OJK, hingga April 2020 kondisi stabilitas sektor jasa keuangan di tengah pandemi COVID-19 masih terjaga, hal ini ditunjukkan dengan intermediasi sektor jasa keuangan yang membukukan kinerja positif dan profil risiko industri jasa keuangan tetap terkendali. Melalui sejumlah kebijakan pre-emptive dan forward looking assessment dari stimulus sektor keuangan, fiskal dan moneter, Indonesia mampu mengendalikan volatilitas di pasar keuangan.  oleh sebab itu, untuk kedepannya diharapkan pertumbuhan ekonomi bisa tetap stabil seperti saat ini.

 

Kamis, 14 Mei 2020

Diskusi Harian Kelompok 9_Minggu ke 5

 

Link: https://market.bisnis.com/read/20200515/7/1241361/data-ekonomi-mengecewakan-bursa-as-terkoreksi-pada-awal-perdagangan-15-mei

Data Ekonomi Mengecewakan, Bursa AS Terkoreksi pada Awal Perdagangan 15 Mei

Bursa saham Amerika Serikat turun tipis pada awal perdagangan hari ini, Jumat (15/5/2020), saat lonjakan saham energi menahan sentimen data ekonomi yang mengecewakan dan ketegangan AS-China.

 

Renat Sofie Andriani - Bisnis.com15 Mei 2020  

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat turun tipis pada awal perdagangan hari ini, Jumat (15/5/2020), saat lonjakan saham energi menahan sentimen data ekonomi yang mengecewakan dan ketegangan AS-China. Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 melandai 0,13 persen atau 3,73 poin ke level 2.848,77 pada pukul 10.22 pagi waktu New York. Adapun indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,45 persen atau 107,44 poin ke posisi 23.517,90 dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,52 persen atau 46,48 poin ke level 8.897,24.Saham energi dalam S&P 500 memperpanjang relinya setelah harga minyak mentah diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam enam pekan di tengah meningkatnya tanda-tanda pemulihan permintaan. Di sisi lain, pergerakan indeks terbebani langkah AS untuk membatasi pasokan chip Huawei Technologies Co. juga data penjualan ritel dan produksi industri yang mengecewakan. Data Departemen Perdagangan AS yang dirilis Jumat (15/5) menunjukkan penjualan pada peritel dan restoran anjlok 16,4 persen pada April 2020 dari bulan sebelumnya, rekor penurunan terbesar yang tercatat sejak tahun 1992. Penurunan ini memperbarui rekor terburuk sekaligus mencapai hampir dua kali lipat penurunan sebesar 8,3 persen pada Maret 2020. Data pada April pun lebih buruk dari proyeksi median untuk penurunan 12 persen. Sebuah laporan terpisah yang dirilis Federal Reserve AS menunjukkan produksi industri turun tajam 11,2 persen pada April, penurunan tertajam secara bulanan dalam 101 tahun, seperti dilansir dari Bloomberg. Adapun, output manufaktur mengalami rekor penurunan sebesar 13,7 persen seiring dengan kemerosotan di seluruh industri utama. Sementara itu, ketegangan yang memuncak antara AS dan China telah membuat investor khawatir akan resesi global yang semakin dalam.

Pada Kamis (14/5/2020), Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak ingin berbicara dengan Presiden China Xi Jinping untuk saat ini dan berpikir tentang memutuskan hubungan dagang. “Ini pekan yang menyedihkan,” ujar Tracie McMillion, kepala strategi alokasi aset global di Wells Fargo Investment Institute. “Investor memiliki banyak hal yang dipikirkan soal China. Kita juga menerima data yang menggarisbawahi kesulitan yang dialami ekonomi saat ini.” Di pasar komoditas, Bloomberg Commodity Index menanjak 0,8 persen, harga emas bertambah 0,5 persen menjadi US$1.749,10 per troy ounce, dan harga minyak mentah West Texas Intermediate melonjak 3,8 persen ke US$28,62 per barel.

Hasil Diskusi:

Bursa saham Amerika Serikat melemah pada awal perdagangan hari ini, hal ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa penguatan aset berisiko telah jauh melampaui fakta soal prospek ekonomi. dan Setelah saham global membukukan rekor penguatan yang menambah nilai sebesar US$21 triliun ke pasar saham global, indikator teknis menunjukkan penurunan harga yang melampaui batas waktunya. Hal inilah yang menjadi ekonomi dunia semakin Sentimen terhadap saham AS yang saat ini beralih ke kepercayaan ekstrem dari kekhawatiran yang sama ekstremnya dalam waktu kurang dari tiga bulan. Tentu hal ini merupakan keadaan yang masuk akal untuk mengalami kemunduran dari level sebeumnya. Mengingat banwasaanyya saat ini sampai AS bahkan hampir seluruh negara di dunia masih mendapat ancaman dak tidak kejelasan perekonomian akibat pandemi virus covid-19 yang masih terus mengalami peningkatan.

Dengan demikian, untuk mengatasi masalah ini menurut kami The Fed sebagai Bank Sentral AS haruslah meningkatkan kebijakan bank sentral AS, karena kemungkinan akan kebijakan fiskal maupun moneter yang ada didalamnya akan berkomitmen kembali untuk menggunakan berbagai alat yang dimiliki sebagai acuan untuk mendukung ekonomi AS. Oleh sebab itu, untuk saat ini kebijakan moneter ada  The Fed harus berupaya untuk diperkirakannya apakah akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran level nol persen atau tidak. Karena hasil dari kebijakan tersebut pasti akan memberika dampak yang begitu signfikan bagi ekonomi AS, namun bukan hanya AS tapi juga ekonomi seluruh dunia. Karena pada dasarnya dollar hingga saat ini masih mengalami peningkatan.

Diskusi Harian Kelompok 8_Minggu ke 5

 

Link: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5014918/ekonomi-sudah-anjlok-di-2-an-dekati-skenario-terburuk

Ekonomi Sudah Anjlok di 2%-an, Dekati Skenario Terburuk?

Hendra Kusuma - detikFinance

Kamis, 14 Mei 2020

Jakarta - 

Realisasi angka pertumbuhan ekonomi sebesar 2,97% di kuartal I-2020 membuyarkan skenario pemerintah dalam menghadapi COVID-19. Dalam skenario berat, pemerintah menghitung ekonomi nasional di angka 4,5-4,9% di kuartal I-2020 dan 2,3% di akhir tahun ini.

Pertumbuhan ekonomi masuk masa-masa menyedihkan lantaran terus-terusan dihantam Corona. Virus yang belum ada vaksinnya ini berdampak besar terhadap perputaran bisnis di tanah air, sehingga mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan angka kemiskinan nasional.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah masih memegang skenario pertumbuhan ekonomi di kisaran minus 0,4% sampai 2,3% hingga akhir 2020.

"Kita lihat pertumbuhan ekonomi 2020 kita lihat antara -0,4-2,3% ini yang akan kita lakukan. Dampak pada kemiskinan dan pengangguran ini skenario yang tidak menyenangkan sama sekali, ini skenario yang sedih," kata Febrio dalam paparannya saat video conference, Jakarta, Rabu (13/5/2020).

Baca juga:Terdampak Corona, Pengusaha Properti Minta Perhatian Pemerintah

Febrio menjelaskan dampak Pandemi Corona terhadap ekonomi Indonesia akan berlanjut di kuartal berikutnya, yang pasti pemerintah hanya bisa menekan dampak tersebut agar tidak meluas lebih jauh lagi.

"Harapannya ekonomi tertekan pasti tapi bagaimana tekanan itu diredam semaksimal mungkin, kalau bisa meredam kita berusaha supaya tingkat pengangguran tidak melonjak tajam, kemiskinan juga," jelasnya.

Adapun upaya yang sudah disiapkan pemerintah masuk dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN), pemerintah sendiri sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020 sebagai landasan hukum bagi pemerintah melaksanakan program tersebut.

Dari aturan itu, pemerintah akan menjaga sisi penawaran dan permintaan atau supply and demand. Hal ini menyusul anjloknya data kontribusi komponen pengeluaran pembentuk produk domestik bruto (PDB) di kuartal I-2020. Seperti konsumsi rumah tangga, investasi, ekspor dan impor.

Baca juga:Rekor Buruk! Ekonomi Inggris Menyusut 5,8% Gegara Corona

Sedangkan dari sisi dunia usaha, pemerintah juga sudah menyiapkan beberapa modal untuk memulihkan sekaligus menahan dampak COVID-19 kepada laju ekonomi nasional. Untuk sisi masyarakat sudah dikucurkan bantuan sosial (bansos) sedangkan dunia usaha antara lain insentif pajak dan kemudahan perizinan ekspor impor.

"Kita masih menggunakan -0,4-2,3% di 2020. Kita bergerak di range itu, bagaimana supaya ekonomi tidak menuju ke arah negatif tapi ditahan di teritori positif," ungkapnya.

Hasil Diskusi:

Sejak kemunculannya, wabah ini telah memberikan dampak pada berbagai sektor terutama dalam ekonomi. pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat sejak adanya pandemi dan kebijakan untuk menangani penyebaran dilakukan, dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin anjlok. Berbagai kebijakan terlah diupayakan dan diterapkan Pemerintah, namun tidak semua kebijakan tersebut berjalan mulus dan memberi dampak positif tapi juga tidak sedikit yang gagal. Sehingga hal tersebut menjadi pertanyaan besar mengenai efektivitas kebijakan pemerintah uang dlaksanakan. Kondisi ini sangat berbahaya bagi perekonomian Indonesia. Apalagi, sektor-sektor yang paling anjlok pertumbuhan PDB-nya adalah sektor yang banyak berhubungan dengan investasi. Semisal, konstruksi (5,39%), industry pengolahan (-6,19%), dan pertambangan (-2,2%). ondisi ini sangat berbahaya bagi perekonomian Indonesia. Apalagi, sektor-sektor yang paling anjlok pertumbuhan PDB-nya adalah sektor yang banyak berhubungan dengan investasi. Semisal, konstruksi (5,39%), industry pengolahan (-6,19%), dan pertambangan (-2,2%). Tentu gal ini mwnywbabkan Kondisi ini akan membuat investor berpikir kembali untuk berinvestasi di Indonesia.

Rabu, 13 Mei 2020

Diskusi Harian Kelompok 7_Minggu ke 5

 

Review berita Kamis, 14 Mei 2020


Link berita : https://amp.kompas.com/megapolitan/read/2020/04/24/11592691/emperan-tanah-abang-tempat-tidur-mereka-yang-kehilangan-pekerjaan

Isi berita     : JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 berdampak buruk pada perekonomian masyarakat, khususnya mereka yang penghasilannya tidak tetap. Sejumlah warga bahkan terpaksa tinggal dan tidur di emperan kawasan Pasar Tanah Abang karena tidak lagi memiliki penghasilan untuk membayar sewa kontrakan atau indekost. Salah satunya adalah Reza, bekas karyawan toko yang sudah hampir satu bulan tidur di trotoar Pasar Tanah Abang.

"Saya pedagang ikut orang juga di Kota Tua dagang jilbab gitu, karena keadaan corona ini juga pengunjung kurang dan juga peraturan dari pemerintah juga toko enggak boleh buka, ya sudah tutup," ujarnya dalam wawancara yang disiarkan Kompas TV, Kamis (23/4/2020).

"Namanya kostan enggak tahu menahu, namanya perut mau morona mau enggak perut harus makan, tempat tinggal harus dibayar," ungkapnya.

Sementara itu, Fahmi yang juga tidur di emperan mengaku terpaksa tidur di pinggir jalan karena kehabisan uang untuk menyewa Indekost. Fahmi sempat bekerja di pusat perbelanjaan kawasan Blok M. Sampai akhirnya diberhentikan akibat mall dan kios tidak boleh beroperasi.

"Kan diperpanjang diperpanjang lagi sama pemerintah, toko di Blok M pada tutup. Nah pas tutup sudah bingung kan, uang sudah pada habis, mau makan di mana mau tinggal di mana, ya sudah," ungkapnya.

Kini, Reza dan Fahmi hanya bisa tidur di trotoar dan mencari makan dengan mendatangi tempat-tempat pembagian makanan gratis yang dilakukan di pinggir jalan. Gelombang PHK akibat pandemi Covid-19 Ada begitu banyak pekerja di Jakarta yang terdampak pandemi ini, baik pekerja di sektor formal maupun informal. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono mengatakan, hampir 500.000 pekerja di Jakarta terkena pemutusan hubungan kerja ( PHK) akibat dampak ekonomi pandemi Covid-19

 "Jumlah PHK di DKI yang dipaparkan Menteri Ketenagakerjaan, sampai 20 April saja itu sudah hampir 500.000, (tepatnya) 499.318 (pekerja). Ini 1/3 dari total PHK nasional," ujar Susiwijono dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) DKI Jakarta secara online. Acara musrenbang itu disiarkan melalui akun YouTube Bappeda DKI Jakarta. Susiwijono tidak merinci total pekerja yang di-PHK di seluruh provinsi. Dia hanya menyampaikan akumulasi data pekerja yang di-PHK dan dirumahkan imbas ekonomi dari pandemi Covid-19. "Yang di-PHK dan dirumahkan, karena dirumahkan ini proses menuju PHK, sampai kemarin sudah di atas 2 juta (pekerja secara nasional)," kata dia.

 

 

Ulasan berita :

Masalah pandemi covid 19 berbagai kebijakan dilakukan salah satunya mem-PHK yang mana dari  perusahaan sudah menganalisis resiko yang akan dihadapi jika tidak PHK, akibatnya mereka tidak dapat  untuk balik, karena diterapkannya kebijakan PSBB yang mana  larangan kembali ke kampung. Kalau mengenai PHKnya, adalah solusi terakhir perusahaan, sebaiknya di kumpulkan saja disatu tempat  supaya lebih mudah pengalokasian bantuannya. Sehingga pada saat dikumpulkan pada satu tempat tertentu tanpa menguragi dari social distancing agar nantinya dalam penyaluran bantuan baik berupa dana atau pun bantuan lainnya agar lebih mudah. Namun pemerintah juga tidak tinggal diam, dapat dikatakan masih bertahap untuk para karyawan- karyawan  yang telah di PHK  dan terlantar ini. Adanya kartu prakerja sebagai pembantu apalagi di masa pandemi covid 19 saat ini, dan juga adanya pelatihan kerja. Sebelumnya mengenai kartu prakerja, kartu prakerja adalah sebuah kartu yang digalangkan dalam rangka program pelatihan dan pembinaan warga negara Indonesia yang belum memiliki keterampilan. Kartu tersebut dipromosikan oleh Joko Widodo pada masa kampanye Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019, bersama dengan KIP Kuliah dan Kartu sembako murah. Selain memberdayakan, kartu tersebut juga dinyatakan dapat menanggulangi kemiskinan. Kartu tersebut juga dinilai efektif untuk Industri 4.0. Setiap pemohon atau pendaftar yang telah lulus seleksi dan mendapatkan atau memegang Kartu Prakerja secara langsung dapat mengikuti berbagai kursus secara online untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan kerja mereka.  Kartu tersebut hanya dikhususkan bagi anak muda yang baru tamat SMA/SMK atau perguruan tinggi dan diberi tunjangan untuk biaya pelatihan kerja dalam jangka waktu 6-12 bulan saja. Selama wabah COVID 19, pemerintah melakukan perubahan terhadap kartu pra kerja agar bisa menjadi bantuan bagi pekerja yang terkena PHK atau angkatan kerja yang baru lulus dari pendidikan. Anggaran dilipatgandakan menjadi Rp20 triliun untuk bisa memperluas cakupan bantuan. Selain itu total bantuan yang didapat adalah Rp3,55 juta, dengan rincian Rp600 ribu untuk biaya pelatihan tiap bulan selama 4 bulan dengan total Rp2,4 juta dan Rp 1 juta sebagai insentif biaya pelatihan, serta Rp150 ribu sebagai biaya survei. Pelatihan yang awalnya meliputi juga pelatihan tatap muka, kini sepenuhnya daring.

Diharapkan dengan adanya kartu prakerja nantinya agar dapat membantu masyarakat kurang mampu dan kehilangan pekerjaannya pada masa pandemi covid 19.  Yang mana untuk memperoleh pekerja setiap perkembangan zaman atau tiap tahunnya tidaklah mudah, bahkan pekerja informal harus benar- benar  berdaya saing di saat lapangan kerja masih minim dan belum mampu maksimal dalam  menampung jumlah pencari kerja. Kartu ini pada dasarnya  bukan hanya sekedar insentif buat para pekerja informal ataupun pencari pekerja. Namun  juga  menjadi fokus tentang bagimana kartu ini menjadi  peluang bagi  pencari kerja mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja, khususnya fresh graduate.

Diskusi Harian Kelompok 6_Minggu ke 5

 

Link: https://market.bisnis.com/read/20200515/7/1241361/data-ekonomi-mengecewakan-bursa-as-terkoreksi-pada-awal-perdagangan-15-mei

Data Ekonomi Mengecewakan, Bursa AS Terkoreksi pada Awal Perdagangan

Bursa saham Amerika Serikat turun tipis pada awal perdagangan hari ini. saat lonjakan saham energi menahan sentimen data ekonomi yang mengecewakan dan ketegangan AS-China.

Renat Sofie Andriani - Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat turun tipis pada awal perdagangan hari ini, Jumat (15/5/2020), saat lonjakan saham energi menahan sentimen data ekonomi yang mengecewakan dan ketegangan AS-China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 melandai 0,13 persen atau 3,73 poin ke level 2.848,77 pada pukul 10.22 pagi waktu New York.

Adapun indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,45 persen atau 107,44 poin ke posisi 23.517,90 dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,52 persen atau 46,48 poin ke level 8.897,24.

Saham energi dalam S&P 500 memperpanjang relinya setelah harga minyak mentah diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam enam pekan di tengah meningkatnya tanda-tanda pemulihan permintaan.

Di sisi lain, pergerakan indeks terbebani langkah AS untuk membatasi pasokan chip Huawei Technologies Co. juga data penjualan ritel dan produksi industri yang mengecewakan.

Data Departemen Perdagangan AS yang dirilis Jumat (15/5) menunjukkan penjualan pada peritel dan restoran anjlok 16,4 persen pada April 2020 dari bulan sebelumnya, rekor penurunan terbesar yang tercatat sejak tahun 1992.

Penurunan ini memperbarui rekor terburuk sekaligus mencapai hampir dua kali lipat penurunan sebesar 8,3 persen pada Maret 2020. Data pada April pun lebih buruk dari proyeksi median untuk penurunan 12 persen.

Sebuah laporan terpisah yang dirilis Federal Reserve AS menunjukkan produksi industri turun tajam 11,2 persen pada April, penurunan tertajam secara bulanan dalam 101 tahun, seperti dilansir dari Bloomberg.

Adapun, output manufaktur mengalami rekor penurunan sebesar 13,7 persen seiring dengan kemerosotan di seluruh industri utama.

Sementara itu, ketegangan yang memuncak antara AS dan China telah membuat investor khawatir akan resesi global yang semakin dalam.

Pada Kamis (14/5/2020), Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak ingin berbicara dengan Presiden China Xi Jinping untuk saat ini dan berpikir tentang memutuskan hubungan dagang.

“Ini pekan yang menyedihkan,” ujar Tracie McMillion, kepala strategi alokasi aset global di Wells Fargo Investment Institute. “Investor memiliki banyak hal yang dipikirkan soal China. Kita juga menerima data yang menggarisbawahi kesulitan yang dialami ekonomi saat ini.”

Di pasar komoditas, Bloomberg Commodity Index menanjak 0,8 persen, harga emas bertambah 0,5 persen menjadi US$1.749,10 per troy ounce, dan harga minyak mentah West Texas Intermediate melonjak 3,8 persen ke US$28,62 per barel.

 

 

Hasil diskusi:

Pasar saham dunia anjlok pada perdagangan hari ini. Indeks saham Dow Futures di Amerika Serikat turun lebih dari 1.000 poin akibat kekhawatiran jatuhnya perekonomian akibat wabah virus corona dan perang harga minyak. indeks saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1.076 poin, menunjuk ke kerugian lebih dari 1.100 poin pada pembukaan perdagangan Senin. S&P 500 berjangka dan Nasdaq-100 berjangka juga menunjukkan kerugian signifikan pada pembukaan perdagangan Senin. Penurunan tajam di pasar berjangka memberi sinyal lebih banyak gejolak di depan setelah minggu roller-coaster yang melihat S&P 500 berayun naik atau turun lebih dari 2,5 persen selama empat hari berturut-turut. Di tengah gejolak pasar, investor terus mencari aset yang lebih aman di tengah kekhawatiran tambahan bahwa virus corona akan mengganggu rantai pasokan global dan mendorong perekonomian ke dalam resesi. Seperti yang terjadi pada Bursa saham di negara lain juga menunjukkan penurunan.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan. Pelemahan terjadi karena para investor semakin khawatir atas ketidakpastian nasib kesepakatan stimulus virus korona AS. Perusahaan Tiongkok yang terdaftar di AS sebagian besar diperdagangkan lebih rendah, dengan enam dari 10 saham teratas berdasarkan bobot dalam indeks 50 Tiongkok yang terdaftar di S&P AS mengakhiri hari dengan catatan suram. Sedangkan investor terus mencari petunjuk tentang stimulus baru covid-19.

Oleh karena itu, melihat dari keadaan Pandemi Covid-19 yang juga masih memanas di Amerika, maka kemungkinan pasar akan tetap sensitif terhadap kebijakan fiskal ataupun moneter yang terus digalakkan untuk menangani kasus penurunan saham saat ini. Sementara itu, Wall Street juga meneliti laporan pendapatan yang baru dirilis. Goldman Sachs menyampaikan hasil kuartalan yang jauh melebihi perkiraan konsensus. Sahamnya naik 0,2 persen. Sementara itu, saham Bank of America turun lebih dari lima persen setelah pendapatannya melampaui ekspektasi dan pendapatan keseluruhan meleset dari perkiraan. Kondisi ini mau tidak mau akan memengaruhi pergerakan saham dan nantinya terhadap kinerja bursa saham Wall Street. Sehingga dapat dikatakan bahwa pihak pemerintah maupun Bank Sentral AS harus tetap berusaha mengoptimalkan keadaan saat ini karena memang ekonomi sangat rentan untuk mengalami gejolak.

Selasa, 12 Mei 2020

Diskusi Harian Kelompok 5_Minggu ke 5

 

Link: https://www.tribunnews.com/nasional/2020/05/13/pemerintah-terbitkan-pp-pemulihan-ekonomi-nasional-lindungi-perekonomian-di-tengah-wabah-corona

Pemerintah Terbitkan PP Pemulihan Ekonomi Nasional Lindungi Perekonomian di Tengah Wabah Corona

Rabu, 13 Mei 2020

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Pemerintah telah menerbitkan PP nomor 23 tahun 2020 untuk mengesahkan Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Juru Bicara Presiden Bidang Hukum Dini Purwono menjelaskan, PP itu diterbitkan untuk melindungi perekonomian agar tetap bertahan di tengah wabah corona.

"PP ini bertujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan usaha rakyat agar tetap bertahan di masa sulit dan menghindari terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)," kata Dini Purwono melalui keterangannya, Rabu (13/5/2020).

Menurut Dini terdapat sejumlah pilihan bantuan yang disediakan pemerintah lewat PEN.

 

Pertama lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) pada BUMN yang ditunjuk untuk meningkatkan kapasitas perusahaan atau melaksanakan penugasan khusus dari Pemerintah.

 

Kedua, melalui penempatan dana pemerintah untuk memberikan dukungan likuiditas perbankan yang berkategori sehat dan tergolong 15 bank beraset terbesar, untuk melakukan restrukturisasi kredit atau tambahan kredit modal kerja.

 

Ketiga melalui investasi dan atau penjaminan Pemerintah melalui badan usaha yang ditunjuk berdasarkan ketentuan perundang-undangan.




 

Hasil diskusi:

Pandemic Covid-19 mengakibatkan keterpurukan ekonomi di seluruh negara terdampak, salah saunya Indonesia yang mengalami perlambatan ekonomi sebagai imbas pandemi Covid-19 bisa memunculkan kemiskinan. Bahkan, Indonesia bisa mengalami pertambahan angka penduduk miskin mencapai 130 juta jiwa dari total jumlah penduduk akibat corona. Pandemi Covid-19 berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mengalami perlambatan dan penurunan penerimaan negara, peningkatan belanja negara, nilai tukar rupiah, dan industri jasa keuangan sehingga.
oleh karena itu, dalam upaya pemuliahan ekonomi saat ini emerintah tengah menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi untuk menghadapi pandemi corona. Salah satu yang menjadi pusat perhatian adalah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penerapkan PSBB ini bertujuan untuk memutus mata rantai persebaran corona, sekaligus menjaga agar ritme kehidupan perekonomian tetap berjalan. Selain itu, juga penting diperhatikan lainnya adalah mengenai  efektivitas penggunaan dan penyerapan dana dalam rangka PSBB sebesar Rp 70 triliun. dana itu harus tepat sasaran dan tidak bocor, hal ini dikarenakan akan lebih baik bila dana untuk penanggulangan corona jumlahnya lebih besar dari insentif pemulihan ekonomi. Dengan jumlah dana penanggulangan lebih besar, pemerintah tidak akan kesulitan untuk menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga kesehatan, penyediaan kamar perawatan untuk pasien corona, memproduksi masker yang cukup bagi masyarakat. selain itu, ana penanggulangan dalam jumlah lebih besar dari dana insentif pemulihan ekonomi adalah investasi jangka panjang. "Menyelamatkan nyawa manusia adalah juga menyelamatkan sektor-sektor ekonomi,"

 

Diskusi Harian Kelompok 4_Minggu ke 5

 

Link: https://ekbis.sindonews.com/read/23427/33/pertumbuhan-ekonomi-ri-merosot-luhut-sebut-masih-tiga-besar-di-asia-1589105136

Pertumbuhan Ekonomi RI Merosot, Luhut Sebut Masih Tiga Besar di Asia

Rina Anggraeni

Minggu, 10 Mei 2020 - 17:19 WIB

views: 214

A+ A-

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tiga besar di Asia. Sementara itu pandemi corona atau Covid-19 telah memaksa ekonomi RI tumbuh melambat yakni mencapai 2,97% pada kuartal I tahun 2020.

"Dari berbagai sumber-sumber institusi ekonomi dunia, Indonesia masih dikategorikan di tiga ekonomi Asia yang masih tumbuh, India di kisaran 1% dan China pada rentang 2%," kata Luhut di Jakarta, Minggu (10/5/2020).

Terang dia seluruh negara, termasuk Indonesia, merasakan efek negatif dari penyebaran virus Corona ini dari berbagai sisi. Dampak tersebut juga dirasakan pada sektor ekonomi. "Sebenarnya kita masih dalam posisi yang cukup baik," katanya

Luhut mengingatkan, agar pihak-pihak terkait untuk tidak terlena dengan kondisi ini. Menurutnya, dampak virus Corona perlu dikaji dan diselesaikan dengan tuntas agar tidak menimbulkan dampak lebih buruk terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Juga:



“Saya harap pada kuartal II/2020 tidak merosot sampai di bawah 0%, mungkin bisa di kisaran 1% hingga 2%," pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 tumbuh melambat sebesar 2,97% (year on year). Kepala BPS Suhariyanto mengatakan secara kuartalan atau dibandingkan dengan kuartal IV/2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 2,41%.

(akr)

 

Hasil Diskusi:

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tiga besar di Asia. Sementara itu pandemi corona atau Covid-19 telah memaksa ekonomi RI tumbuh melambat yakni mencapai 2,97% pada kuartal I tahun 2020. Oleh sebab itu, agar pihak-pihak terkait untuk tidak terlena dengan kondisi ini. dampak virus Corona perlu dikaji dan diselesaikan dengan tuntas agar tidak menimbulkan dampak lebih buruk terhadap perekonomian Indonesia.

Dengan demikian, untuk memasuki kuartal II, pemerintah harus berupaya secara optimal untuk bisa meningkatkan pertumbuahan ekonomi. Permerintah haruslah menyusun berbagai rencana untuk memulihkan kehidupan social ekonomi dimasa pandemi covid-19 akan tetapi juga bisa menghentikan penyebaran covid-19 agar tidak ada korban jiwa yang semakin bergejolak terkena virus nya. Adapun hal yang harus dilakukan pemerintah dan juga masyarakat adalah:

·         Pandai dalam memahami teknologi terbaru

·         Menjaga Sarana dan Prasarana

·         Berinvestasi di Pasar Modal

·         Mendanai UKM Indonesia

·         Pemerintah juga terus menerus membe rikan peluang untuk menjalankan program-program yang menguntungkan untuk para pembisnis UKM agar lebih berkembang. Dengan keadaan seperti ini tidak bisa dipungkiri bahwa UKM bisa meningkatkan perumbuhan di perekonomian saat ini. sebagianUKM juga masih sering mengalami kesulitan. 

Senin, 11 Mei 2020

Diskusi Harian Kelompok 3_Minggu ke 5

 

Link: https://ekbis.sindonews.com/read/23427/33/pertumbuhan-ekonomi-ri-merosot-luhut-sebut-masih-tiga-besar-di-asia-1589105136

Pertumbuhan Ekonomi RI Merosot, Luhut Sebut Masih Tiga Besar di Asia

Rina Anggraeni

Minggu, 10 Mei 2020 - 17:19 WIB

views: 214

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tiga besar di Asia. Foto/Dok

A+ A-

JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tiga besar di Asia. Sementara itu pandemi corona atau Covid-19 telah memaksa ekonomi RI tumbuh melambat yakni mencapai 2,97% pada kuartal I tahun 2020.

"Dari berbagai sumber-sumber institusi ekonomi dunia, Indonesia masih dikategorikan di tiga ekonomi Asia yang masih tumbuh, India di kisaran 1% dan China pada rentang 2%," kata Luhut di Jakarta, Minggu (10/5/2020).

Terang dia seluruh negara, termasuk Indonesia, merasakan efek negatif dari penyebaran virus Corona ini dari berbagai sisi. Dampak tersebut juga dirasakan pada sektor ekonomi. "Sebenarnya kita masih dalam posisi yang cukup baik," katanya

Luhut mengingatkan, agar pihak-pihak terkait untuk tidak terlena dengan kondisi ini. Menurutnya, dampak virus Corona perlu dikaji dan diselesaikan dengan tuntas agar tidak menimbulkan dampak lebih buruk terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Juga:



“Saya harap pada kuartal II/2020 tidak merosot sampai di bawah 0%, mungkin bisa di kisaran 1% hingga 2%," pungkasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2020 tumbuh melambat sebesar 2,97% (year on year). Kepala BPS Suhariyanto mengatakan secara kuartalan atau dibandingkan dengan kuartal IV/2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat minus 2,41%.

(akr)

 

Hasil diskusi:

Pandemi memberikan dampak yang begitu besar bagi perekonomian global yang terus mengalami kemereosotan. Hal ini tentu akan berpengaruh pada ekonomi di beberapa negara terlebih bagi negara yang sudah terinveksi virusnya. Salah satunya Indonesia, dimana memasuki awal bulan maret 2020, ekonomi indonesia telah di landa kecemasan. Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari wancana kedepannya. Sperti pada awal-awal diberlakuakn work from atau studing from home. Selain itu, apabila disisi ekonomi yang semakin merosot, akibat dari pandemi. Berbagai investasi dalam negeri banyak yang dibatalkan.

Berbagai upaya telah dilakukan Pemerintah dalam mengatasi dampak pandemi, terlebih pada sektor ekonomi nya yang terus-menerus digalakkan. Langkah-langkah yang dilakuakn pemerintah, diantaranya:

1.      melakukan belanja besar-besaran guna meredam kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19.

2.      pemerintah membentuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.

3.      Pemerintah memberi bantuan kredit berbunga rendah, dan menyiapkan berbagai program agar UMKM bergeliat kembali. Salah satunya adalah kebijakan restrukturisasi dan subsidi bunga kredit.

4.      Pemerintah menempatkan dana di perbankan guna memutar roda ekonomi.

5.      pemerintah menegaskan bahwa perkataan segelintir pengamat yang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin parah hanyalah asumsi negatif.






Diskusi Harian Kelompok 2_Minggu ke 5

 Hari, tanggal : Senin, 11 Mei 2020 

Nama Kelompok : Piket KSPE Senin 13.10

Judul Artikel : Dedi Mulyadi: Hentikan PSBB karena Sudah Tak Efektif

Link Artikel : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200511062229-32-501897/dedi-mulyadi-hentikan-psbb-karena-sudah-tak-efektif

Isi Artikel : 

Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menyampaikan agar penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah dihentikan karena sudah tidak efektif dalam menekan interaksi dan pergerakan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). "Kondisi sekarang sudah tidak efektif. Saya mengusulkan PSBB diganti dengan karantina komunal berbasis RW dan desa," katanya dalam sambungan telepon dari Karawang seperti dilansir dari Antara, Minggu (10/5).


Mantan Bupati Purwakarta ini mengatakan melalui karantina komunal, di setiap desa mulai tingkat RW disediakan tempat karantina, pos penjagaan, alat pelindung diri, ambulans dan alat pengukur suhu tubuh. Bahkan disarankan agar tes swab dilakukan di tingkat RW.

Dengan fasilitas tersebut setiap pengurus RW menutup sendiri daerahnya masing-masing sehingga saat ada orang yang masuk ke kampungnya diperiksa terlebih dahulu. Menurut Dedi, masyarakat desa dikenal mandiri dan mereka bisa menjaga kampungnya sendiri, membangun jalan sendiri, membangun pos ronda sendiri, dan bahkan bisa membuat sistem sendiri. Konsep karantina komunal tersebut kini tengah dilaksanakan di Purwakarta. Dedi pun meyakini karantina komunal bisa jauh lebih efektif dibandingkan PSBB yang kini diterapkan di sejumlah kabupaten/kota. Politikus Partai Golkar ini mengatakan PSBB sudah tidak efektif karena karena ada beberapa  kebijakan pemerintah pusat yang melonggarkan transportasi.


Pelonggaran transportasi membuat interaksi orang semakin tinggi dan banyak. Padahal, Dedi melanjutkan, PSBB bertujuan untuk menekan jumlah orang berinterkasi baik antar-individu maupun antar-wilayah. Dia pun menyoroti lalu lintas mobil yang tetap bisa lolos pos pemeriksaan. Dedi bilang Penjagaan ketat hanya dilakukan pada jam-jam tertentu. Selain itu, menurut Dedi, PSBB tidak efektif karena aturannya terlalu panjang dan lama, sehingga berdampak pada ekonomi dan sosial terhadap masyarakat. Di sisi lain, ada kebijakan yang berbenturan, yakni PSBB dan kelonggaran transportasi. Kondisi itu membuat masyarakat bingung. "Sektor ekonomi jadi terhenti kalau kebijakan PSBB terlalu lama," kata Dedi.

Dari pengamatannya, Dedi berkata kebijakan PSBB tidak sepenuhnya ditaati masyarakat. Seperti satu toko buka, tetapi toko lain tutup. Orang berkerumun di satu toko yang buka, dan itu tidak ada artinya PSBB untuk menekan interaksi manusia. Alasan lain PSBB sudah tidak efektif adalah kebijakan itu malah memicu problem sosial akibat bantuan sosial (bansos) yang tak merata dan salah sasaran.


"Dari pada tidak jelas, ya sudah hentikan saja PSBB, karena membingungkan masyarakat oleh regulasi yang aneh-aneh," kata Dedi. Ia menambahkan, dampak lain dari PSBB adalah membuat aparat jenuh saat menjaga pos pemeriksaan, sehingga mudah emosi ketika menghadapi masyarakat yang bandel. Tapi sisi lain, masyarakat juga mulai jenuh karena tak bebas berpergian.


Kesimpulan Hasil Diskusi :

Menurut kelompok kami, ide dan pemikiran dari Dedi Mulyadi sangat bagus dan realistis mengenai PSBB. Tetapi belum tentu bisa diterapkan dengan baik. Banyak faktor yang masih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum menerapkan karantina komunal. Harus ada edukasi dan sosialisasi terlebih dahulu mengenai pentingnya karantina, physical distancing dan social distancing. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya dari penularan Covid 19 inilah yang bisa menimbulkan masalah. Karena langkah sebaik apapun kalau aparat dan masyarakat tidak mendukung tidak akan bisa berhasil. Saat ini masih banyak masyarakat yang tidak paham tentang bahaya dari wabah ini. Banyak masyarakat yang masih menganggap remeh virus corona. Banyak praduga yang tidak baik dari masyarakat menengah ke bawah tentang pandemi dan virus ini. Inilah yang harus diluruskan terlebih dahulu. Jika semua masyrakat sudah paham dan mengerti mengenai karantina, physical dan social distancing, dan bahayanya virus corona. Maka akan mudah dalam melaksanakan langkah pencegahan apapun, baik PSBB ataupun karantina komunal.


Minggu, 10 Mei 2020

Diskusi Harian Kelompok 1_Minggu ke 5

 


Judul Artikel        : Mal Rencana dibuka Juni Apa Kata Pengusaha

Link Artikel         : https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-5009860/mal-rencana-dibuka-juni-apa-kata-pengusaha

Sumber                 : Annisa Indriani – Detik Finance,  Senin 11 Mei 2020 10.35 WIB

Isi                         :


Jakarta - Pemerintah punya kajian awal soal pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi virus Corona (COVID-19). Salah satunya, akan dibukanya pusat-pusat perbelanjaan atau mal pada 8 Juni 2020 mendatang.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mendukung rencana tersebut. Menurutnya, pusat perbelanjaan seperti mal memang harus segera dibuka untuk menggerakkan kembali perekonomian.

"Memang harus dibuka untuk menggerakkan kembali (perekonomian)," kata Budi kepada detikcom, Senin (11/5/2020).

Yang terpenting adalah mempersiapkan protokol kesehatan secara maksimal sebelum dibukanya mal setelah Lebaran. Selain itu, persiapan seperti karyawan dan barang-barang juga menjadi perhatian.

"Persiapannya karyawan, barangnya, terus persiapan protokol kesehatan, seperti itu," ucapnya. Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alexander Stefanus Ridwan mengatakan saat ini Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait pembukaan mal sedang dibahas dan disusun.

"Kita masih berunding. Persyaratannya apa saja masih belum pasti, lagi dirundingin. Jadi standar kesehatannya buat COVID-19 gimana, lagi dirundingin, lagi dibuat SOP-nya," ujarnya.

Pembahasan dilakukan bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Kesehatan, hingga para peritel.

"Kita semua duduk bareng gimana supaya datang ke mal aman, SOP-nya gimana. Apa saja yang boleh dibuka dan kapannya lagi dirundingin," imbuhnya.

Kesimpulan :

Kita ketahui bahwa selama pandemi ekonomi Indonesia bisa dibilang sangat amat dibatasi, dan pendapatan masyarakat juga terbatas, Dengan pembukaan mal ini merupakan salah satu cara agar pengusaha tetap bisa survive, karena kita ketahui peran penting mal adalah mendorong peningkatan konsumsi dalam negeri yang nantinya konsumsi dalam negeri menjadi salah satu aspek penting pendongkrak pertumbuhan ekonomi, yang nantinya dapat di ikuti oleh peningkatan produksi sehingga dapat menstabilkan perekonomian bangsa saat terkena pandemi corona ini, walaupun tidak secara signifikan karena ada beberapa kendala seperti pengusaha yang tidak mampu membayar gaji karyawan dan sewa. 

Terlebih daripada itu,  pembukaan mal ini harus memperhatikan keamanan kesehatan yang memadai tetap perlu diperhatikan, karena pemerintah tidak hanya perlu memperhatikan aspek ekonomi saja, tetapi harus juga di jaga kepercayaan dalam hal keamanan dan jaminan kesehatan selama berbelanja, atau dengan kata lain harus mempersiapkan protokol protokol kesehatan yang memadai, hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan masker saat berbelanja dan tetap jaga jarak.  Yang mana semua itu memang harus dipersiapkan lebih matang lagi.

 

 

 

 

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...