Sabtu, 13 Mei 2017

ESAI 2 BULANAN (APRIL) - "PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MAHASISWA DALAM MENYONGSONG PERSAINGAN GLOBAL"




"PENDIDIKAN KARAKTER BAGI MAHASISWA DALAM 
MENYONGSONG PERSAINGAN GLOBAL"


Kiky Indah Sari
160810101109
 

KELOMPOK STUDI PENELITIAN EKONOMI 
2017


Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan tujuan tersebut diharapkan semua manusia dapat memperoleh pendidikan yang layak agar tujuan dapat terealisasi dengan baik.  Pendidikan memiliki berberapa jenjang, mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), sampai dengan perguruan tinggi. Selain pendidikan formal yang dilakukan di sekolah, pendidikan juga dapat dilakukan di luar sekolah melalui pendidikan non formal dan pendidikan informal. Jenis-jenis pendidikan ini harus diiringi dengan adanya pendidikan karakter, karena pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, mewujudkan dan menebar kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.
Pendidikan karakter mempunyai peran penting bagi semua peserta didik, termasuk para mahasiswa karena mereka mengemban tugas sebagai agent of change (agen perubahan) yang nantinya diharapkan dapat membuat perubahan pada pemerintahan Indonesia kedepannnya dan dapat membuat nama Indonesia dapat berkiprah di kanca internasional serta membantu Indonesia dalam menghadapi era persaingan global dewasa ini. Tugas tersebut diberikan kepada mahasiswa karena mereka dianggap sebagai calon pemimpin masa depan yang memiliki kualitas pendidikan memadai sehingga dianggap dapat membantu pemerintah dalam memajukan Indonesia menjadi lebih baik dan berkembang. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman melalui kegiatan yang diadakan oleh fakultas maupun universitas karena kegiatan tersebut dapat membentuk karakter para mahasiswa menjadi lebih terarah. Namun, tidak semua mahasiswa berkeinginan untuk terlibat dalam kegiatan mahasiswa tersebut karena mereka masih mempunyai karakter yang kurang terbuka terhadap lingkungannya. 
Dari sikap mahasiswa yang tidak berkeinginan untuk mengikuti kegiatan mahasiswa membuat munculnya istilah-istilah bagi kelompok mahasiswa tersebut, antara lain kelompok mahasiswa kupu-kupu yang kegiatannya hanya kuliah pulang-kuliah pulang, yang kedua kelompok mahasiswa cheerleader yang kegaitannnya hanya meramaikan kegiatan kampus namun tidak ikut serta dalam kegiatan kampusnya , dan yang ketiga kelompok mahasiswa yang aktif organisasi. Dari ketiga jenis kelompok mahasiswa, tipe ketiga merupakan kelompok mahasiswa yang paling baik karena mereka memiliki kemampuan untuk mengembangkan karakter yang mereka miliki melalui kegiatan mahasiswa ataupun organisasi.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara, serta membantu untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Karakter yang menjadi acuan seperti yang terdapat  dalam The Six Pillar of Character yang dikeluarkan oleh Character Counts ! Coalition (a project of The Joseph Institute of Ethics). Enam jenis karakter tersebut : (1) Trustwothiness, bentuk karakter yang membuat seseorang menjadi berintegritas, jujur, dan loyal. (2) Fairness, bentuk karakter yang membuat seseorang memiliki pemikiran yang terbuka serta tidak suka memanfaatkan orang lain. (3) Caring, bentuk karakter yang yang membuat seseorang memiliki sikap peduli dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitar. (4) Respect, bentuk karakter yang membuat seseorang selalu menghargai dan menghormati orang lain. (5) Citizenship, bentuk karakter yang membuat seseorang sadar hukum dan peraturan serta peduli terhadap lingkungan. (6) Responsibility, bentuk karakter yang membuat seseorang bertanggung jawab, disiplin, dan selalu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin.  
Pendidikan karakter dapat memberikan dampak positif dalam pencapaian akademis. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa negara asing yang telah menerapkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Negara-negara yang telah melaksanakannya adalah Amerika Serikat dan Cina. Pendidikan karakter membuat negara-negara itu lebih terbuka dengan lingkungannya dan membuat sistem pendidikan menjadi sesuai dengan umur dan kebutuhannnya. Pendidikan karakter sangat berdampak positif terhadap negara Cina karena negara Cina mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi, sosial, dan budaya berkat mengganti sistem pendidikan yang kaku, menekankan hapalan, hanya berorientasi pada lulus ujian menjadi sistem pendidikan yang menyenangkan dan mengombinasikan aspek dimensi manusia, yaitu kognitif (intelektual), karakter, estetika, dan fisik (atletik) melalui pendidikan karakter. Dari contoh-contoh positif yang diberikan oleh negara asing akibat pengaruhnya pendidikan karakter membuat Indonesia harus mengembangkan kembali sistem pendidikan karakter dalam proses pembelajaran.
Pendidikan karakter dapat dimulai dari tingkat dasar sampai lanjut dan juga dapat dimulai dari kelompok kecil, yaitu di dalam keluarga. Bagi para mahasiswa, pendidikan karakter dapat diperoleh dari lingkungan keluarga dan lingkungan perguruan tinggi. Selain memperoleh pendidikan formal di dalam perguruan tinggi, mahasiswa juga dapat memperoleh pendidikan karakter melalui berbagai unit kegiatan mahasiswa yang berada di fakultas maupun universitas. UKM ini membuat mahasiwa dapat bersosialisasi dengan mahasiswa lain dan bersikap terbuka terhadap hal baru. Hal ini sesuai dengan jenis karakter yang disampaikan dalam Six Pillar of Character. Keenam jenis karakter yang disampaikan dapat meningkatkan kreativitas dan kualitas mahasiswa dalam menjalankan perannya  sebagai agent of change. Karena kreativitas mahasiswa dapat dikembangkan melalui karakter fairness yang membuat seseorang bersikap terbuka akan suatu hal, dimana akan membuat mahasiswa mau menerima adanya suatu perubahan dalam lingkungannya sehingga mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas yang mereka miliki untuk menjadi suatu inovasi yang baru. Dan dengan adanya pendidikan karakter juga membuat mahasiswa mempunyai kualitas yang baik melalui karakter yang dimiliki setiap mahasiswa.
Kreativitas dan kualitas yang dimiliki mahasiswa dari pendidikan karakter berdampak pada persaingan global yang dewasa ini terjadi di Indonesia. Persaingan global menuntut masyarakat untuk berpikir kretif agar mereka dapat menguasai dan bertahan di pasar global. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan seseorang yang dapat mewujudkan impian itu. Pemerintah menganggap seseorang tersebut adalah mahasiswa karena mahasiswa adalah civitas akademika yang mempunyai kualitas yang unggul dalam hal pendidikan dan karakter yang dimiliki. Apabila semua mahasiswa di Indonesia memperoleh pendidikan karakter yang baik maka generasi penerus yang dimiliki oleh Indonesia akan semakin berkualitas dan kreatif. Sehingga Indonesia dapat menghadapi persaingan global dengan maksimal dan tidak lagi menjadi negara obyek para negara-negara asing di luar sana. Bahkan dengan kemampuan para generasi penerus bagsa yang berkualitas, mereka dapat mengembangkan kreativitas yang mereka miliki untuk membuat cara-cara yang inovatif agar Indonesia dapat bersaing dalam persaingan global dan berubah peran dari suatu obyek menjadi subyek dalam kegiatan perekonomian global.  

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nmor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. 8 Juli 2003. Jakarta.
Manalu, J. M. H. 2014. Pendidikan Karakter Terhadap Pembentukan Perilaku Mahasiswa (Studi Kasus Proses Pendidikan Karakter Dalam HMJ Sosiolog Universitas Mulawarman Kal-Tim). ejournal Psikologi. 2(4) : 26 – 38
Susanti, Rosa. 2013. Penerapan Pendidikan Karakter di Kalangan Mahasiswa. Jurnal Al-Ta’lim. 1(6) : 480 – 487
Chrisiana, Wanda. 2005. Upaya Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Mahasiswa (Studi Kasus di Jurusan Teknik Industri Uk Petra). Jurnal Teknik Industri. 7(1) : 83 – 90

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...