Kamis, 14 Mei 2020

Diskusi Harian Kelompok 9_Minggu ke 5

 

Link: https://market.bisnis.com/read/20200515/7/1241361/data-ekonomi-mengecewakan-bursa-as-terkoreksi-pada-awal-perdagangan-15-mei

Data Ekonomi Mengecewakan, Bursa AS Terkoreksi pada Awal Perdagangan 15 Mei

Bursa saham Amerika Serikat turun tipis pada awal perdagangan hari ini, Jumat (15/5/2020), saat lonjakan saham energi menahan sentimen data ekonomi yang mengecewakan dan ketegangan AS-China.

 

Renat Sofie Andriani - Bisnis.com15 Mei 2020  

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat turun tipis pada awal perdagangan hari ini, Jumat (15/5/2020), saat lonjakan saham energi menahan sentimen data ekonomi yang mengecewakan dan ketegangan AS-China. Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 melandai 0,13 persen atau 3,73 poin ke level 2.848,77 pada pukul 10.22 pagi waktu New York. Adapun indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,45 persen atau 107,44 poin ke posisi 23.517,90 dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,52 persen atau 46,48 poin ke level 8.897,24.Saham energi dalam S&P 500 memperpanjang relinya setelah harga minyak mentah diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam enam pekan di tengah meningkatnya tanda-tanda pemulihan permintaan. Di sisi lain, pergerakan indeks terbebani langkah AS untuk membatasi pasokan chip Huawei Technologies Co. juga data penjualan ritel dan produksi industri yang mengecewakan. Data Departemen Perdagangan AS yang dirilis Jumat (15/5) menunjukkan penjualan pada peritel dan restoran anjlok 16,4 persen pada April 2020 dari bulan sebelumnya, rekor penurunan terbesar yang tercatat sejak tahun 1992. Penurunan ini memperbarui rekor terburuk sekaligus mencapai hampir dua kali lipat penurunan sebesar 8,3 persen pada Maret 2020. Data pada April pun lebih buruk dari proyeksi median untuk penurunan 12 persen. Sebuah laporan terpisah yang dirilis Federal Reserve AS menunjukkan produksi industri turun tajam 11,2 persen pada April, penurunan tertajam secara bulanan dalam 101 tahun, seperti dilansir dari Bloomberg. Adapun, output manufaktur mengalami rekor penurunan sebesar 13,7 persen seiring dengan kemerosotan di seluruh industri utama. Sementara itu, ketegangan yang memuncak antara AS dan China telah membuat investor khawatir akan resesi global yang semakin dalam.

Pada Kamis (14/5/2020), Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak ingin berbicara dengan Presiden China Xi Jinping untuk saat ini dan berpikir tentang memutuskan hubungan dagang. “Ini pekan yang menyedihkan,” ujar Tracie McMillion, kepala strategi alokasi aset global di Wells Fargo Investment Institute. “Investor memiliki banyak hal yang dipikirkan soal China. Kita juga menerima data yang menggarisbawahi kesulitan yang dialami ekonomi saat ini.” Di pasar komoditas, Bloomberg Commodity Index menanjak 0,8 persen, harga emas bertambah 0,5 persen menjadi US$1.749,10 per troy ounce, dan harga minyak mentah West Texas Intermediate melonjak 3,8 persen ke US$28,62 per barel.

Hasil Diskusi:

Bursa saham Amerika Serikat melemah pada awal perdagangan hari ini, hal ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa penguatan aset berisiko telah jauh melampaui fakta soal prospek ekonomi. dan Setelah saham global membukukan rekor penguatan yang menambah nilai sebesar US$21 triliun ke pasar saham global, indikator teknis menunjukkan penurunan harga yang melampaui batas waktunya. Hal inilah yang menjadi ekonomi dunia semakin Sentimen terhadap saham AS yang saat ini beralih ke kepercayaan ekstrem dari kekhawatiran yang sama ekstremnya dalam waktu kurang dari tiga bulan. Tentu hal ini merupakan keadaan yang masuk akal untuk mengalami kemunduran dari level sebeumnya. Mengingat banwasaanyya saat ini sampai AS bahkan hampir seluruh negara di dunia masih mendapat ancaman dak tidak kejelasan perekonomian akibat pandemi virus covid-19 yang masih terus mengalami peningkatan.

Dengan demikian, untuk mengatasi masalah ini menurut kami The Fed sebagai Bank Sentral AS haruslah meningkatkan kebijakan bank sentral AS, karena kemungkinan akan kebijakan fiskal maupun moneter yang ada didalamnya akan berkomitmen kembali untuk menggunakan berbagai alat yang dimiliki sebagai acuan untuk mendukung ekonomi AS. Oleh sebab itu, untuk saat ini kebijakan moneter ada  The Fed harus berupaya untuk diperkirakannya apakah akan mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran level nol persen atau tidak. Karena hasil dari kebijakan tersebut pasti akan memberika dampak yang begitu signfikan bagi ekonomi AS, namun bukan hanya AS tapi juga ekonomi seluruh dunia. Karena pada dasarnya dollar hingga saat ini masih mengalami peningkatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...