Senin, 27 April 2020

Diskusi Harian Kelompok 3_Minggu ke 3

 

Rangkuman Pembahasan Berita Piket Kspe Selasa Pagi

Berita : https://asiatoday.id/read/indonesia-ajukan-permintaan-utang-ke-isdb-senilai-rp385-triliun

 

Indonesia Ajukan Permintaan Utang ke IsDB Senilai Rp3,85 Triliun

 

 ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengajukan permintaan utang kepada Islamic Development Bank (IsDB) untuk mendanai penanganan wabah coronavirus (Covid-19).

Sejauh ini, Sri Mulyani dan Presiden IsDB Bandar Hajjar masih dalam proses negosiasi.

Sri Mulyani menjelaskan, proses negosiasi dana emergensi covid-19 dari IsDB itu berkisar antara USD200 juta atau setara Rp3,08 triliun hingga USD250 juta atau setara Rp3,85 triliun.

 “Bandar Hajjar menjelaskan IsDB berencana mendukung anggota IsDB menghadapi wabah pandemik covid-19 bersama lembaga multilateral lain yaitu World Bank dan AIIB (Bank Pembiayaan Infrastruktur Asia),” jelas Sri Mulyani dalam keterangan tertulis di akun instagram resminya, Senin (27/4/2020).

Menurut Sri Mulyani, proses negosiasi dengan Bandar Hajjar dilakukan dengan pertemuan melalui video konferensi.

Dalam proses negosiasi tersebut, Sri menjelaskan langkah-langkah dan kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menghadapi wabah covid-19.

 “Saya menjelaskan langkah-langkah dan policy pemerintahan dalam menghadapi covid-19 di bidang kesehatan, bantuan sosial, dan bantuan untuk dunia usaha, terutama UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah),” urainya.

IsDB bersama Bank Dunia dan Bank Pembiayaan Infrastruktur Asia (AIIB) bekerja sama melawan penyebaran covid-19 dengan memberikan dana bantuan kepada negara-negara anggota IsDB. Dana emergensi yang digelontorkan merupakan langkah IsDB dalam program 3R, yakni Respons, Restore, dan Restart.

Sebelumnya pemerintah telah menyatakan pembiayaan dari lembaga multilateral bukan langkah prioritas dalam penanganan pandemi covid-19. Langkah utama pemerintah adalah dengan realokasi belanja APBN dan penerbitan surat utang.

Hingga saat ini pemerintah sudah mengalokasikan sebanyak Rp438,3 triliun dalam tiga paket stimulus. Secara rinci, paket stimulus I dianggarankan sebanyak Rp10,3 triliun, paket stimulus II sebesar Rp22,9 triliun, dan paket stimulus III sebesar Rp405,1 triliun.

Untuk memenuhi kebutuhan stimulus tersebut, pemerintah menggunakan sejumlah sumber pembiayaan anggaran. Di antaranya menggunakan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA), dana abadi, hingga dana yang dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU). Selain itu, pemerintah juga mendapatkan tambahan dana dari pengurangan penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN. (ATN)

 

 

Hasil Diskusi:

 Pengajuan permintaan utang ke ISDB oleh Sri Mulyani mengundang pro dan kontra. Kontra pastinya menambah utang negara yang semakin membengkak dan bisa dikatakan belum tentu juga bisa dibayarkan karena faktor kondisi pada pandemi covid-19 ini. Mengambil kebijakan untuk utang oleh negara mungkin adalah langkah terbaik dan cepat agar negara mendapatkan dana yang cukup untuk penanganan covid-19. Seperti diketahui juga bahwa alat kesehatan di Indonesia masih kurang dan untuk mencukupi kita harus impor dan itu tidak murah, kemudian kelangkaan APD dan penimbunan masker oleh orang yang tidak bertanggungjawab harus cepat ditangani pemerintah agar tenaga medis dan masyarakat aman. Namun juga sudah dijelaskan bahwa utang bisa dibilang langkah terakhir untuk mendapatkan dana sebelumnya Sri Mulyani selaku menteri keuangan telah mengotak-atik dana pemerintah dari segi manapun. Salah satunya yaitu mengotak-atik anggaran (yang awalnya ditujukan untuk pelaksanaan pembangunan ekonomi) sehingga pembiayaan utang tidak terlalu besar. Pengajuan utang termasuk keputusan yang baik bila sudah dalam kondisi pandemi yang masih terus bertambah jumlah positifnya saat ini, Sri Mulyani tentu sudah merencanakan hal ini dengan matang agar dapat mengatasi ekonomi Indonesia yang terpuruk karena hampir semua wilayah melakukan Social Distancing yang berimbas kepada perusahaan termasuk UMKM ( Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Salah satu alasan yang menyebabkan Indonesia masih kekurangan dana bisa dibilang karena selain untuk kesehatan, dana tersebut juga digunakan untuk bansos dan bantuan kepada UMKM agar mereka-mereka yang bergantung pada penghasilan harian tetap makan atau dapat menghidupi keluarga mereka. Sebelum melakukan negosiasi utang kepada Islamic Development Bank ini, pemerintah juga sudah berupaya untuk mengatasi ekonomi ini agar tidak terpuruk parah. Hal tersebut untuk kesejahteraan rakyat termasuk pangan agar rakyat tidak kesulitan jika tiba tiba harga melambung seperti beberapa minggu yang lalu seperti gula yang tiba tiba naik harganya.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...