Rangkuman
Pembahasan Berita Piket Kspe Selasa Pagi
Berita
: https://asiatoday.id/read/indonesia-ajukan-permintaan-utang-ke-isdb-senilai-rp385-triliun
Indonesia
Ajukan Permintaan Utang ke IsDB Senilai Rp3,85 Triliun
ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia
melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengajukan permintaan
utang kepada Islamic Development Bank (IsDB) untuk mendanai penanganan wabah
coronavirus (Covid-19).
Sejauh ini, Sri Mulyani dan
Presiden IsDB Bandar Hajjar masih dalam proses negosiasi.
Sri Mulyani menjelaskan, proses
negosiasi dana emergensi covid-19 dari IsDB itu berkisar antara USD200 juta
atau setara Rp3,08 triliun hingga USD250 juta atau setara Rp3,85 triliun.
“Bandar Hajjar menjelaskan IsDB berencana
mendukung anggota IsDB menghadapi wabah pandemik covid-19 bersama lembaga
multilateral lain yaitu World Bank dan AIIB (Bank Pembiayaan Infrastruktur
Asia),” jelas Sri Mulyani dalam keterangan tertulis di akun instagram resminya,
Senin (27/4/2020).
Menurut Sri Mulyani, proses
negosiasi dengan Bandar Hajjar dilakukan dengan pertemuan melalui video
konferensi.
Dalam proses negosiasi tersebut,
Sri menjelaskan langkah-langkah dan kebijakan yang dilakukan pemerintah
Indonesia dalam menghadapi wabah covid-19.
“Saya menjelaskan langkah-langkah dan policy
pemerintahan dalam menghadapi covid-19 di bidang kesehatan, bantuan sosial, dan
bantuan untuk dunia usaha, terutama UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah),”
urainya.
IsDB bersama Bank Dunia dan Bank
Pembiayaan Infrastruktur Asia (AIIB) bekerja sama melawan penyebaran covid-19
dengan memberikan dana bantuan kepada negara-negara anggota IsDB. Dana
emergensi yang digelontorkan merupakan langkah IsDB dalam program 3R, yakni
Respons, Restore, dan Restart.
Sebelumnya pemerintah telah
menyatakan pembiayaan dari lembaga multilateral bukan langkah prioritas dalam
penanganan pandemi covid-19. Langkah utama pemerintah adalah dengan realokasi
belanja APBN dan penerbitan surat utang.
Hingga saat ini pemerintah sudah
mengalokasikan sebanyak Rp438,3 triliun dalam tiga paket stimulus. Secara
rinci, paket stimulus I dianggarankan sebanyak Rp10,3 triliun, paket stimulus
II sebesar Rp22,9 triliun, dan paket stimulus III sebesar Rp405,1 triliun.
Untuk memenuhi kebutuhan stimulus
tersebut, pemerintah menggunakan sejumlah sumber pembiayaan anggaran. Di
antaranya menggunakan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA), dana abadi,
hingga dana yang dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU). Selain itu, pemerintah
juga mendapatkan tambahan dana dari pengurangan penyertaan modal negara (PMN)
kepada BUMN. (ATN)
Hasil
Diskusi:
Pengajuan permintaan utang ke ISDB oleh Sri
Mulyani mengundang pro dan kontra. Kontra pastinya menambah utang negara yang
semakin membengkak dan bisa dikatakan belum tentu juga bisa dibayarkan karena
faktor kondisi pada pandemi covid-19 ini. Mengambil kebijakan untuk utang oleh
negara mungkin adalah langkah terbaik dan cepat agar negara mendapatkan dana
yang cukup untuk penanganan covid-19. Seperti diketahui juga bahwa alat
kesehatan di Indonesia masih kurang dan untuk mencukupi kita harus impor dan
itu tidak murah, kemudian kelangkaan APD dan penimbunan masker oleh orang yang
tidak bertanggungjawab harus cepat ditangani pemerintah agar tenaga medis dan
masyarakat aman. Namun juga sudah dijelaskan bahwa utang bisa dibilang langkah
terakhir untuk mendapatkan dana sebelumnya Sri Mulyani selaku menteri keuangan
telah mengotak-atik dana pemerintah dari segi manapun. Salah satunya yaitu
mengotak-atik anggaran (yang awalnya ditujukan untuk pelaksanaan pembangunan
ekonomi) sehingga pembiayaan utang tidak terlalu besar. Pengajuan utang
termasuk keputusan yang baik bila sudah dalam kondisi pandemi yang masih terus
bertambah jumlah positifnya saat ini, Sri Mulyani tentu sudah merencanakan hal
ini dengan matang agar dapat mengatasi ekonomi Indonesia yang terpuruk karena
hampir semua wilayah melakukan Social Distancing yang berimbas kepada
perusahaan termasuk UMKM ( Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Salah satu alasan
yang menyebabkan Indonesia masih kekurangan dana bisa dibilang karena selain
untuk kesehatan, dana tersebut juga digunakan untuk bansos dan bantuan kepada
UMKM agar mereka-mereka yang bergantung pada penghasilan harian tetap makan
atau dapat menghidupi keluarga mereka. Sebelum melakukan negosiasi utang kepada
Islamic Development Bank ini, pemerintah juga sudah berupaya untuk mengatasi
ekonomi ini agar tidak terpuruk parah. Hal tersebut untuk kesejahteraan rakyat
termasuk pangan agar rakyat tidak kesulitan jika tiba tiba harga melambung
seperti beberapa minggu yang lalu seperti gula yang tiba tiba naik harganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar