Rabu, 14 Desember 2022

Hasil Diskusi Kelompok 12_Minggu 7 (April)

Pukul : 08.00 – 10.00

Tempat         : WA GROUP

Link Berita    : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220419160633-78-786710/bi-tambah-uang-tunai-jadi-rp2027-untuk-kebutuhan-lebaran

Topik : BI Tambah Uang Tunai Rp202,7 T untuk Kebutuhan Lebaran.

Pro

        Tim pro setuju mengenai pemberitaan bahwasannya BI menambah uang yang beredar. Bank Indonesia (BI) menyiapkan uang tunai sebesar Rp152,14 triliun untuk penuhi kebutuhan masyarakat seluruh Indonesia selama periode Ramadan/Idulfitri 1442 H. Jumlah tersebut meningkat sebesar 39,33% (yoy) dibandingkan tahun lalu sebesar Rp109,20 triliun. Penyediaan kebutuhan uang tunai tersebut telah memperhatikan berbagai asumsi makroekonomi terkini dan kondisi terkait penyebaran pandemi Covid-19. BI juga mendorong masyarakat untuk menggunakan transaksi pembayaran secara nontunai melalui digital banking, uang elektronik, dan QR Code Indonesian Standard (QRIS).Untuk memastikan kebutuhan uang Rupiah tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang layak edar, BI melakukan koordinasi dengan perbankan dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR) untuk menjaga ketersediaan uang di mesin tarik uang (ATM) dan mesin setor tarik (Cash Recycling Machine). Selanjutnya, BI juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun RI (UPK 75 Tahun RI) melalui penukaran di seluruh kantor BI dan jaringan kantor bank. Selain itu, alasan tim pro menyetujui tajuk tersebut adalah Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2022 tetap tumbuh positif. Posisi M2 pada Januari 2022 tercatat sebesar Rp7.643,4 triliun atau tumbuh 12,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada Desember 2021 sebesar 13,9% (yoy). Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit[1] (M1) sebesar 17,1% (yoy) dan uang kuasi sebesar 8,2% (yoy). Perkembangan M2 pada Januari 2022 sejalan dengan ekspansi keuangan pemerintah, akselerasi penyaluran kredit, dan perlambatan aktiva luar negeri bersih. Ekspansi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tumbuh sebesar 48,1% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Desember 2021 sebesar 37,7% (yoy). Demikian pula penyaluran kredit[2] tumbuh sebesar 5,5% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9% (yoy). Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh 1,8% (yoy) seiring tetap tingginya cadangan devisa, melambat dibandingkan bulan sebelumnya.


Kontra

        Tim Kontra tidak menyetujui bahwa BI menambah uang yang beredar untuk memenuhi kebutuhan ketika Ramadhan/idul Fitri. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya inflasi sehingga menurunnya nilai mata uang. Inflasi 2021 tercatat sebesar 1,87% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi 2020 sebesar 1,68% (yoy). Pada 2021 telah terjadi peningkatan inflasi. Serta yang ada hal itu malah membuat nilai mata uang turun. Kalau nilai mata uang turun secara terus menerua sama saja uang itu nantinya akan kehabisan nilai dan tak ada harganya lagi. Saat ini, harga-harga bahan pokok telah naik. Jika peredaran uang ditingkatkan ditakutkan akan menambah kenaikan harga. Karena nilai mata uang yang menurun. maka dari itu sebaiknya penambahan peredaran uang ditunda terlebih dahulu


Kesimpulan 

        Konsumsi yang tinggi selama Ramadan dan Lebaran terjadi seiring meningkatnya daya beli masyarakat sebagai dampak penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR) oleh pengusaha kepada setiap karyawannya sebagaimana diatur dalam UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Meningkatnya pendapatan masyarakat akibat adanya penerimaan THR menjelang lebaran, membuat peredaran uang di masyarakat semakin tinggi. Sehingga untuk menunjang kenaikan daya beli masyarakat, Bank Indonesia menambah persediaan uang baru yang diharapkan nantinya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di ndonesia dengan memanfaatkan momentum ramadhan dan lebaran. Di samping menambah persediaan uang tunai, BI juga terus memperkuat titik penukaran baik melalui kerja sama dengan perbankan maupun lewat layanan kas keliling. BI telah bekerja sama dengan 262 perbankan nasional untuk menyiapkan 5.013 titik penukaran uang di seluruh Indonesia. Adapun penukaran uang sudah bisa dimulai sejak 4 April. BI pun menyiapkan aplikasi Pintar untuk menghindari penumpukan di layanan kas keliling. Masyarakat diharapkan terlebih dahulu memesan penukaran uang melalui situs pintar.bi.go.id sebelum datang ke lokasi kas keliling. Namun disisi lain, ada pula dampat negatif dari penambahan uang tunai untuk kebutuhan lebaran ini, yaitu terjadinya inflasi serta nilai tukar rupiah yang semakin rendah. Adanya dampak positif dan negatif dari kebijakan Bank Indonesia terhadap penambahan uang tunai bukan berarti  dalam pelaksanannya tidak mempertimbangkan dampak negatif namun Bank Indonesia memanfaatkan momentum yang ada agar daya beli masyarakat dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terkait dengan nilai tukar rupiah, Pemerintah dan Bank Indonesia mencari solusi lain, contohnya dengan program daerah wisata sehingga banyak masyarkat yang berwisata di dalam negeri dan masih banyak lagi contoh lain yang dilakukan oelh pemerintah dengan Bank Indonesia untuk menguatkan nilai rupiah. Namun meskipun begitu, penambahan uang tunai ini perlu diadakannya penyesuaian kebutuhan masyarakat yang masih memerlukan analisis pembahasan lebih lanjut untuk menyesuaikan hal tersebut sehingga penambahan uang tunai akan sejalan dengan tujuan yang dikehendaki oleh Bank Indonesia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...