Jumat, 17 April 2020

Diskusi Harian Kelompok 9_Minggu ke 1

 

Link: https://www.cnbcindonesia.com/news/20200417110238-4-152609/sri-mulyani-ungkap-ramalan-agak-ngeri-resesi-ekonomi-2020

 

Sri Mulyani Ungkap Ramalan Agak Ngeri: Resesi Ekonomi 2020

SHARE  

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Covid-19) tak dipungkiri lagi membuat terjadinya krisis kesehatan di dunia. Krisis kesehatan ini menular menjadi kelesuan ekonomi, kalau kita tidak mau menyebutnya sebagai krisis ekonomi.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan dalam bahan paparannya hari ini, bahwa perekonomian dunia akan mengalami kontraksi yang sangat dalam tahun ini. Ini ramalan yang agak mengerikan, dan kita semua harus bersiap-siap menghadapinya.

Sri Mulyani, yang juga mantan Direktur Bank Dunia, mengatakan sejumlah lembaga memangkas signifikan proyeksi perekonomian dunia dalam waktu yang singkat, akibat pandemi Covid-19 yang terjadi.


"Pengangguran ini sudah meningkat tajam di berbagai negara. Semua negara double digit growth penganggurannya," kata Sri Mulyani, Jumat (17/4/2020).

Ia mengatakan, aktivitas memang menurun sangat tajam terutama di sektor ekonomi. Social distancing, sambungnya, terjadi sehingga mobilitas manusia berkurang.

"Resesi/perlambatan ekonomi terjadi secara luas, termasuk pada mitra dagang utama Indonesia," demikian isi bahan paparan Sri Mulyani.

Berikut prediksi atau ramalan sejumlah lembaga internasional terkait pertumbuhan ekonomi dunia 2020:

Tahun ini, IMF (Dana Moneter Internasional), memprediksi Indonesia kemungkinan akan tumbuh 0,5%, dari sebelumnya 5,0% di 2019. Namun pertumbuhan diproyeksi bisa membaik di 2021, dengan perkiraan 8,2%.

 

Hasil Diskusi:

Pandemi virus corona (Covid-19) tak dipungkiri lagi membuat terjadinya krisis kesehatan di dunia. Krisis kesehatan ini menular menjadi kelesuan ekonomi, kalau kita tidak mau menyebutnya sebagai krisis ekonomi. sepert yang dikatakan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, bahwasannya perekonomian dunia akan mengalami kontraksi yang sangat dalam tahun ini atau bahkan akan mengalami resesi. Ini ramalan yang agak mengerikan, dan kita semua harus bersiap-siap menghadapinya. Kemungkinan Resesi/perlambatan ekonomi akan terjadi secara luas, termasuk pada mitra dagang utama Indonesia. oleh sebab itu, dibutukan upaya kebijakan yang lebih optimal lagi baik dri Pemerintah ataupun pihak Kemenkeu.

 

terjadinya resesi ekonomi dikarenakan adanya tekanan dalam ekonomi baik pada sektor keuangan maupun sektor riil. Munculnya resesi ekonomi, dan biasanya ditandai dengan sejumlah hal. Misalnya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akan berlanjut dan semakin merata di hampir semua sektor pekerjaan. Mau perdagangan, transportasi, properti, sampai ke industri akan melakukan efisiensi pekerja untuk tekan biaya operasional. Tak hanya itu, daya beli masyarakat juga akan menurun karena kehilangan pendapatan. "Dan itu berpengaruh ke naiknya orang miskin baru. Pastinya, angka kriminalitas juga meningkat.

Dengan demikian, menurut kami salah satu solusi yang dapat diambil apabila terjadi resesi yakni dengan mengandalkan belanja pemerintah untuk mendorong aktivitas ekonomi. Misalnya bantuan langsung tunai (BLT) diperluas dan pekerja informal juga harus dikasih uang tunai bukan sekedar yang formal dan punya BPJS Ketenagakerjaan. Kemudian, lanjutnya, serapan anggaran stimulus juga tidak boleh lambat. Perlu digenjot mendekati 100 persen dengan realokasi dan remodeling pos yang serapannya macet seperti halnya subsidi bunga UMKM dan PPH 21 DTP. Sementara itu, untuk masyarakat, harus bersiap dengan fokus pada belanja kebutuhan pokok. Bhima menyarankan agar masyarakat untuk tidak mudah tergiur belanja hanya untuk menuruti gaya hidup semata. Di tengah resesi, jangan ikut latah belanja karena gaya hidup, nanti utang sana sini malah makin terjepit. Siapkan dana darurat secukupnya kalau sakit atau di PHK mendadak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...