Tanggal 17
April 2020
Link : https://bisnis.tempo.co/read/1332463/rupiah-hari-ini-diprediksi-menguat-tipis-di-level-rp-15-550
Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat Tipis di Level Rp 15.550
Nilai tukar rupiah
terhadap dolar pada perdagangan Jumat, 17 April 2020, diprediksi menguat tipis.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi memperkirakan rupiah berada
di level Rp 15.550 hingga Rp 15.570 per dolar Amerika Serikat.
"Kemungkinan akan menguat
tipis walaupun data eksternal terutama pengangguran Amerika Serikat
jelek," katanya dalam keterangan tertulis pada Kamis sore, 16 April
2020.
Kemarin, kurs rupiah menyentuh
posisi Rp 15.787 per dolar AS berdasarkan kurs
referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor). Data yang
diterbitkan Bank Indonesia menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp 15.787
per dolar AS, melemah 80 poin atau 0,51 persen dari posisi Rp 15.707 pada Rabu,
15 April.
Sementara itu, berdasarkan data
Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menyentuh level
Rp 15.726 per dolar AS pukul 10.08 WIB dengan depresiasi 151 poin atau 0,97
persen dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada penutupan perdagangan Kamis
sore, rupiah ditutup melemah tipis 65 poin di level Rp 15.640 dari penutupan
sebelumnya di level Rp 15.675. Ibrahim mengatakan pelemahan ini didorong
pelbagai faktor dari luar dan dalam negeri.
"Dari sisi eksternal,
kekhawatiran pasar muncul lantaran anjloknya data penjualan retail di Amerika
Serikat yang mencapai minus 8,7 persen pada Maret 2020," katanya.
Sedangkan dari sisi internal
atau dalam negeri, pelemahan didorong oleh kekecewaan pasar terhadap pernyataan
Menteri Keuangan Sri Mulyani tentang ekspektasi buruknya ekonomi Indonesia
karena virus corona yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh negatif.
Padahal, Bank Indonesia malah optimistis tentang fundamental ekonomi dalam
negeri yang dinilai cukup tangguh.
"Ini menjadi pertanyaan
pasar, di manakah strategi bauran yang selama ini digadang-gadang pemerintah
dan BI yang membuat mata uang garuda menguat?" katanya.
TANGGAPAN
:
Wabah virus corona sudah
menyebar kemana – mana dampak yang diakibatkan oleh virus ini sangat banyak
salah satunya di sector ekonomi. Kini nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap
dollar, rupiah berada di level Rp 15.550 hingga Rp 15.570 per dolar Amerika
Serikat. Ini sangat berdampak ke perekonomian Indonesia harga kebutuhan yang
komponenya impor pasti akan melonjak mahal karena transaksinya menggunakan mata
uang dollar AS. Industry yang paling terkena dampaknya industry elektronik,
fashion, tekstil, besi baja, farmasi, hingga ternak. Bahan bakar juga merangkak
naik harganya karena Indonesia masih menginpor minyak mentah untuk memenuhi 50
% kebutuhan minyak nasional. Kenaikan harga sejumlah barang tersebut pun
berpotensi mendorong inflasi.
Kenaikan dollar AS juga akan
berdampak pada utang Negara yang membesar dari asumsi APBN. Utang Negara
Indonesia sebagian besar berbentuk dollar AS, sehingga dengan melonjaknya nilai
mata uang tersebut, jumlah utang Indonesia pun otomatis lebih besar dari
prediksi sebelumya. Padahal Bank Indonesia sendiri sudah optimis tentang
fundamental ekonomi dalam negeri yang dinilai cukup tangguh.
Meskipun dampak yang disebutkan
cukup besar tetapi ada beberapa pihak yang justru akan mendapat keuntungan
dengan naiknya nilai dollar ini. Misalnya saja eksportir yang target pasarnya
adalah konsumen luar negeri. Meskipun mereka menjual barang dengan harga yang
sama, selisih dollar terhadap rupiah bisa menjadi keuntungan. Melemahnya daya
komsumsi impor juga bisa membuat barang local Berjaya di Negara sendiri. Tak
hanya itu, sector pariwisata juga akan mendapatkan untung. Biaya hidup yang
relative lebih murah di Indonesia akan mendatangkan turis – turis dari mancanegara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar