Senin, 20 April 2020

Diskusi Harian Kelompok 2_Minggu ke 2

 

Senin, 20 April 2020 Piket Siang

Dedi Mulyadi: Bantuan Dampak Covid-19 Jangan Terhambat Kekakuan Administratif

https://regional.kompas.com/read/2020/04/20/14565201/dedi-mulyadi-bantuan-dampak-covid-19-jangan-terhambat-kekakuan-administratif.

Kompas.com - 20/04/2020, 14:56 WIB BAGIKAN: Komentar Lihat Foto Wakil Ketua Komisi IV DPR  RI Dedi Mulyadi(KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA) Penulis Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana | Editor Farid Assifa BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta agar bantuan kepada masyarakat yang terdampak pembatasan sosial di masa pandemi Covid-19 bisa langsung disalurkan tanpa harus melewati prosedur yang bertele-tele. "Bantuan untuk penanganan sosial dampak Covid-19 jangan disibukkan adminsitarasi yang kaku," kata Dedi lewat sambungan telepon, Senin (20/4/2020). Lebih lanjut Dedi menjelaskan, berdasarkan pantauannya di sejumlah daerah, bantuan sosial untuk masyarakat yang berpotensi menjadi miskin baru terkendala regulasi formal. Baca juga: Ketua RT Dicaci Maki Warga soal Bantuan Corona, Bupati Tangerang Buka Suara Dedi mengatakan, saat ini pemerintah pusat dan daerah hanya memiliki data warga miskin yang menerima bantuan non tunai lewat Program Keluarga Harapan (PKH) dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)  yang dimiliki oleh Dinas Sosial. "Pemerintah saat ini hanya  berkutat data formal masyarakat miskin itu. Sedangkan masyarakat yang tiba-tiba menjadi tidak berpenghasilan karena Covid-19 tidak ada data," ungkapnya. Dedi menambahkan, jumlah masyarakat miskin baru yang terdampak pembatasan sosial dan  pembatasan aktivitas diprediksi bakal lebih tinggi dari warga miskin yang terdata di PKH dan DTKS. "Jumlahnya lebih besar daripada penerima bantuan sosial. Sehingga sampai kapan pun tidak akan selesai manakala tidak ada keterpaduan semua. Yang memahami itu petugas RT RW. Sedangkan (warga miskin baru)  yang didata oleh RT RW tidak di ACC itu problemnya," jelasnya. Dedi mengatakan, dalam kondisi seperti saat ini, pejabat di daerah yang menjadi ujung tombak pendataan warga miskin baru harus arif dan bijaksana. "Yang duperlukan sekarang adalah kearifan dalam penanganan. Kalau terjadi eskalasi, orang marah karena belum dapat bantuan, maka bantuan harus dengan cepat diadendum, diubah. Orang yang sudah terdaftar di PKH terdaftar dan di dana desa, harus bisa dengan cepat dialihkan kepada yang lain yang miskin baru," jelasnya. Libatkan TNI Polri Dedi menambahkan, agar pendataan warga miskin baru bisa dilakuka  dengan tepat, maka yang perlu dilakukan adalah melibatkan TNI Polri dalam hal ini Babinsa dan Babinkamtibmas. Baca juga: Anggota DPRD Jabar: Data Bantuan Corona Harus Akurat agar Tak Timbulkan Konflik "Kedua institusi ini bisa dilibatkan  sebagai verifikator atau orang yang meng-acc sebuah bantuan.  Harus fleksibel dan diamankan dari sisi asoek ketepatan administrasi pelayanan. Kapolsek, camat, Danramil bisa terlibat mendorong seseorang bisa dapat bantuan atau tidak berdasarkan verifikasi faktual di masyarakat ketika bantuan sudah turun," tandasnya.

Penulis : Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Editor : Farid Assifa

Kesimpulan Hasil diskusi

Dari hasil diskusi hari ini, menurut kelompok kami sumbangan dari pemerintah cukup membantu perekonomian rakyat yang berdampak covid 19. Namun memang benar yang menjadi persoalan adalah bagaimana sumbangan tersebut benar-benar tepat untuk rakyat yang membutuhkan. Karena pada dasarnya ketika ada sumbangan semacam ini banyak oknum yang menyalah gunakan wewenangnya agar dana tersebut dapat dinikmati dirinya sendiri, tidak terkecuali pada lingkup kecil yaitu setara RT dan RW. Bukan hanya itu, bantuan untuk mengatasi dampak covid-19 jangan sampai terhabat oleh kekakuan administrasi. Bantuan ini harus cepat disalurkan, karena seperti yang kita tau bahwa masyarakat sangat memerlukan bantuan dari pemerintah. Apabila bantuan yang disalurkan kepada masyarakat masih harus melewati prosedur dan aturan yang bertele-tele tentu hal ini bukan memudahkan masyarakat tapi justru menyulitkan. Adanya virus ini saja sudah sangat menyulitkan, janganlah ditambah lagi. Selain itu pemerintah seharusnya tidak  hanya memperhatikan masyarakat yang memang dari sebelum adanya virus ini sudah memiliki penghasilan yang rendah. Tapi, pemerintah juga harus memperhatikan masyarakat yang penghasilannya berkurang karena adanya virus ini. Dengan adanya covid ini banyak masyarakat yang mendadak kehilangan pekerjaan entah itu karena PHK dan beberapa hal lain, dan hal tersebut berdampak pada perekonomian masyarakat. Sedangkan selama ini yang diberi bantuan adalah orang orang yang terdaftar dalam program PKH, sedangkan untuk orang yang  tidak terdaftar jika ingin mendapatkan bantuan biasanya harus mendaftar dan mengikuti proses birokrasi yang sangat rumit .Mereka tentunya juga butuh bantuan. Diharapkan yang sudah menerima bantuan PKH dan DTKS tidak diutamakan terlebih dahulu karena mereka terhitung punya penghasilan ditengah wabah ini. Lebih baik diutamakan orang orang yang memang menjadi tidak berpenghasilan untuk mendapat bantuan covid-19. Seperti yang diketahui dana bantuan pemerintah bisa dari sumbangan masyarakat yg kondisi ekonominya di atas rata2 tapi juga berasal dari APBN, sedangkan perekonomian juga menurun, maka pemerintah juga harus bisa mengambil keputusan keuangan secara tepat. Pada saat perekonomian seperti inilah masyarakat diharapkan dapat membantu pemerintah dengan mengadakan donasi yang nantinya bisa disalurkan pada APD dan pekerja yan terkena dampai virus covid-19.

Mengenai pertanyaan mengapa beberapa bantuan dari masyarakat itu kebanyakan untuk ojek ojek online, seakan-akan pekerjaan yang paling terdampak dengan adanya covid ini ojol, padahal banyak sekali profesi yang sama apesnya kaya ojol. Dari topik ini terdapat 2 pandangan yang berbeda. Ada yang menganggap perhatian pemerintah terhadap driver ojol ini terlalu berlebihan. Padahal  pemasukan ojol ini lumayan banyak jika dibandingin dengan pekerja lain. Kalau tidak bisa mengantarkan orang, masih bisa mengantar makanan/barang. Intinya masih adalah sumber pemasukan lainnya. Namun di satu sisi, adanya perhatian yang berlebih kepada ojol bisa jadi dikarenakan banyaknya masyarkat yang berprofesi sebagai ojol. Apalagi di kota-kota besar sudah banyak diterapkan PSBB yang tentunya akan memebrikan dampak yang sangat besar terhadap ojol. Bukan hanya itu, kebanyakn bantuan ditujukan pada ojol bisa jadi disebabkan karena banyaknya profesi ojol yang berani menyuarakan suaranya sehingga membuat masyarakat berpikir bahwa ojol merupakan profesi yang paling terdampak dengan adanya virus ini.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...