Selasa, 14 April 2020

Diskusi Harian Kelompok 5_Minggu ke 1

 


 

Gara-gara Corona, Ekonomi RI Diprediksi Tak Sampai 5% di 2020

Jakarta - Virus corona (covid-19) telah menyebar dengan cepat, sudah ada 159 yang terjangkit virus yang awalnya berasal dari China. Penyebarannya yang cepat berhasil mengacak-ngacak perekonomian global.

Ekonomi global diperkirakan tumbuh di bawah 3% dan itu akan berdampak terhadap ekonomi negara lainnya termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tidak sampai 5% di tahun 2020.

Bank Indonesia (BI) kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penyebaran covid-19 menekan ekonomi global dan berdampak pada ekonomi Indonesia.

"Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 dari 5,0-5,4% menjadi 4,2-4,6%," kata Perry di kantornya, Jakarta, Kamis (19/3/2020).

Penyebaran covid-19, kata Perry menyebabkan ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan kinerja pasar keuangan global, menekan banyak mata uang dunia, serta memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap aman. Menurut dia, prospek pertumbuhan ekonomi dunia juga menurun akibat terganggunya rantai penawaran global, menurunnya permintaan dunia, dan melemahnya keyakinan pelaku ekonomi.

Berdasarkan data yang dimilikinya, per Februari 2020 menunjukkan berbagai indikator dini global seperti keyakinan pelaku ekonomi, Purchasing Manager Index (PMI), serta konsumsi dan produksi listrik menurun tajam. Dengan begitu, BI juga merevisi kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 2,5% dari yang sebelumnya 3%.

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut masih bisa tumbuh di kisaran di atas 4,5% pada kuartal I 2020, meskipun dibayangi kondisi geopolitik dan virus corona di seluruh dunia.

Dia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2020 masih bisa tumbuh di atas 4,5%. Sedangkan hingga pekan pertama Maret 2020 angkanya diproyeksi masih 4,9%.

"Kuartal I sampai minggu kedua, 10 hari pertama ekonomi kita masih 4,9%. Jadi kalau kuartal I masih ada 20 hari terakhir Maret ini penurunan kuartal I masih bisa tumbuh di atas 4,5-4,9%," ujar Sri Mulyani dalam video conference, Rabu (18/3/2020).

Sri Mulyani menambahkan, kalau ekonomi China mengalami koreksi akibat virus corona, maka dampaknya akan dirasakan negara lain termasuk Indonesia.

Menurut Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di bawah 5% di tengah wabah corona. Prediksi Luhut, ekonomi Indonesia akan tumbuh di kisaran 4%.

"Mungkin turun di bawah 5%, tapi kita masih bisa manage lah, kita berdoa di 4% ke atas," ungkap Luhut dalam video conference bersama wartawan, Rabu (18/3/2020).

Luhut menjelaskan Indonesia memiliki porsi konsumsi dalam negeri yang besar, dan kondisi itu menjadi nilai plus di tengah ketidakpastian ekonomi global. Oleh sebab itu pemerintah fokus membantu rakyat menengah ke bawah untuk menjaga daya beli.

Meski begitu, Luhut optimistis dengan kerja sama Bank Indonesia dan pemerintah. Bank Indonesia yang mengelola kebijakan moneter maupun Kementerian Keuangan yang mengelola kebijakan fiskal dikawal orang-orang baik.

Hal senada juha diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir, dia bicara mengenai kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Menurut dia, ekonomi Indonesia dibayangi perlambatan. Adapun perlambatan itu dipengaruhi sejumlah sebab, dari perang dagang hingga virus corona.

Dalam paparannya, Erick memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan 4,7% tahun ini.

"Pertumbuhan ekonomi juga saya rasa Indonesia akan koreksi yang tadinya 5% lebih, 4% lebih, tapi 4% masih bagus loh kalau kita lihat negara-negara lain," kata Erick.

"Apalagi kalau omnibus law bisa goal, salah satunya itu kan mempermudah investasi, job creation, ada lagi omnibus tax supaya tax-nya kompetitif," tutupnya.

 

 

 

 

 

 

Tanggapan :

Implikasi yang ditimbulkan oleh situasi saat ini sangat vital terhadap skema pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni perlambatan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat terjadi lantaran ketidakstabilan situasi global khususnya pandemic COVID-19 ditambah sengan kondisi geopolitik seperti yang telah disampaikan menteri keuangan Sri Mulyani di atas. Dengan situasi seperti ini bentuk upaya pemulihan harus segera dilakukan baik melalui kebijakan pemerintah maupun peran serta masyarakat. 

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang turun akibat dari dampak virus korona, pemerintah dapat memberi stimulus terhadap berbagai sektor yang ada dimasyarakat seperti :

1.      Pembebasan sementara pajak penghasilan selama 6 bulan untuk pekerja industri pengolahan. Kebijakan ini didasarkan pada pekerja industry pengolahan yang operasionalnya terdampak secara tidak langsung oleh upaya penekanan pandemic COVID-19 oleh kebijakan pemerintah. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu mempertahankan daya beli pekerja yang bekerja di sektor industri.

2.      Percepatan penyaluran untuk bantuan sosial, subsidi untuk perumahan rakyak serta implementasi kartu prakarja. Mengingat bahwa dampak massif yang ditimbulkan oleh pandemic ini berjalan sangat cepat maka semakin cepat distribusi bantuan langsung akan mereduksi kepanikan masal.

3.      Pembebasan pajak restoran dan hotel selama 6 bulan. Dengan bantuan semacam ini, industtri kuliner yang terkendala dapat diringankan bebannya mengingat bahwa aka nada kemungkinan penurunan pendapatan akibat kebijakan pembatasan sosial yang berlaku.

4.      Asuransi dan santunan bagi para tenaga medis yang menangani pasien-pasien yang terkena virus korona. Jaminan dan bantuan yang diberikan merupakan salah satu bentuk apresiasi yang dapat disampaikan kepada mereka. Sehingga dengan berpartisipasi secara langsung dalam penanganan bencana nasional mereka mendapat dukungan dari Negara.

5.      Penyederhanaan atau pengurangan larangan berstatus sebagai produk pangan strategis, produsen, dan komoditi horikultura, obat, dan bahan obat serta makanan.

6.      Penurunan suku bunga bank acuan Bank Indonesia dan giro wajib minimum Rupiah maupun valuta asing untuk menstimulus arus keuangan perbankan.

7.      Ketentuan Bank Indonesia untuk underlying transaksi bagi para investor asing diperluas sehingga mempu memberikan alternatif untuk melindungi nilai kepemilikan Rupiah.

Namun di sisi lain peran serta masyarakat guna mendukung upaya pemerintah sangat diperlukan. Dengan mematuhi segala intruksi pemerintah dalam menangani pandemic ini masyarakat dapat meningkatkan efisiensi pemulihan nasional. Selain itu, masyarakat yang mampu untuk berpartisipasi secara aktif baik itu menggalang bantuan langsung kepada sesame masyarakat terdampak maupun menjalankan kegiatan perekonomian dengan mengutamakan prosedur keselamatan.  Dengan adanya rasa sepenanggungan antara pemerintah dengan warga Negara maka upaya pemulihan yang kini tengah digencarkan akan berjalan dengan optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...