Pukul : 08.00-10.00 WIB
Tempat : WhatsApp Group
Link Berita :
Topik : Bos Indomie Tak Takut Perang Rusia-Ukraina Ganggu Pasokan Gandum
Pro
Pasokan gandum yang diekspor Ukraina tak akan mempengaruhi harga gandum. Walaupun hal ini dapat merugikan dari berbagai aspek seperti inflasi dan kegagalan panen, tetapi seperti yang disampaikan oleh Franciscus Welirang, Direktur Utama Indofood, bahwa mereka baru mengimpor gandum pada bulan Februari lalu serta masa panen gandum baru akan jatuh pada bulan Juli mendatang. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait panen gandum selama 2 bulan ke depan. Apabila pada bulan Juli, invasi militer Rusia ke Ukraina belum berakhir dan gagal panen, masih banyak pemasok gandum dari negara lain diantaranya Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Hal ini menyebabkan harga gandum yang bersifat spekulatif karena bergantung dari pemasok dari negara lain. Franciscus Welirang juga menyampaikan bahwa selama ini masih belum ada kendala yang terjadi pada negara pemasok gandum. Jika terjadi kenaikan harga pada mie instan, mie ayam dan roti mungkin memberatkan bagi kalangan menengah ke bawah. Maka dari itu, kita perlu inovasi lebih lanjut pada bidang pangan, seperti meningkatkan produksi sagu dan singkong serta mengalihkan masyarakat untuk mengonsumsi hal tersebut sebagai pengganti mie dan roti.
Kontra
Menurut Reuters Presiden Bank Dunia, David Malpass, serangan dari Rusia ke Ukraina menyebabkan bencana pada perekonomian (inflasi) karena tidak diketahui pasti kapan invasi ini akan berakhir. Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum Gapmmi, Adhi S. Lukman, bahwa jika invasi yang dilakukan hanya 1-2 minggu, potensi kenaikan akan berdampak kecil/rendah. Tetapi, jika invasi ini terjadi hingga 1 bulan atau lebih maka, potensi kenaikan akan sangat tinggi, mengingat stok gandum Indonesia impor dari Ukraina. Dibuktikan dari data BPS (Badan Pengelola Statistik) pada tahun 2020, Ukraina berada pada urutan nomor 1 sebagai impor gandum ke dalam Indonesia. Indonesia harus waspada agar kegangguan bisa teratasi, karena jika gandum melonjak maka, sejumlah kebutuhan pokok lainnya akan ikut serta melonjak. Oleh karena itu, dampak dari inflasi yang disebabkan invasi Rusia-Ukraina tidak bisa dikesampingkan.
Faktanya, sejak terjadinya invasi Rusia-Ukraina, ada banyak dampak buruk yg terjadi. Dilansir Bloomberg, Senin (7/3/2022), harga kontrak berjangka Chicago melonjak 7 persen menjadi US$12,94 per bushel. Harga gandum tercatat melonjak 41 persen pekan lalu, level tertinggi selama lebih dari enam dekade. Harga komoditas mulai dari energi, tambang, hingga bahan pertanian meroket sejak invasi Rusia-Ukraina sehingga memompa inflasi global. Kejadian ini seharusnya tidak dianggap remeh dan harus bersiaga dengan segala kemungkinan yang tidak diinginkan. Invasi Rusia-Ukraina telah menghambat pasokan gandum dari kedua kawasan ini. Pasokan gandum dari Rusia dan Ukraina berkontribusi lebih dari seperempat pasokan dunia. Ada baiknya bos Indomie tidak meremehkan kejadian ini dan terlalu santai. Sebaliknya, kita harus tetap bersiaga dan mencari jalan terbaik selain melakukan impor gandum.
Menanggapi pendapat dari tim pro, memang bisa untuk mencari penyuplai baru namun membutuhkan waktu yang lama atau tidak mudah untuk mendapatkannya karena negara-negara lain pasti juga membutuhkan gandum. Banyaknya permintaan sehingga stok akan melonjak membuat gandum ini dicari dan diperebutkan. Terkait tentang inovasi, berdasarkan artikel yang dibaca, mie tidak diinovasi tetapi lebih diperkecil saja dari ukuran biasanya. Namun, pasokan mie akan langka yang pastinya akan diikuti dengan kenaikan harga. Jika mengalihkan masyarakat untuk mengonsumsi sagu dan singkong itu memerlukan penyesuaian dan membutuhkan waktu karena masyarakat Indonesia minim edukasi yang mana mayoritas hanya mengetahui nasi saja.
Kesimpulan
Dari diskusi yang dilaksanakan pada hari ini, berdasarkan artikel yang berjudul Bos Indomie Tak Takut Perang Rusia-Ukraina Ganggu Pasokan Gandum, disebutkan bahwa Direktur Utama PT Indofood, Franciscus Welirang, optimis jika harga gandum tak akan terpengaruh oleh invasi Rusia-Ukraina yang terjadi saat ini karena masa panen gandum baru akan jatuh pada bulan Juli mendatang. Invasi Rusia-Ukraina banyak merugikan berbagai aspek, terutama pada aspek perekonomian, dimana akan terjadi inflasi global. Franciscus menanggapi permasalahan tersebut dengan santai dan optimis. Walaupun begitu, Franciscus harus tetap bersiaga dan mencari berbagai alternatif lain yang efektif dan efisien. Seperti hal nya, Franciscus sudah memiliki berbagai alternatif jika ternyata terdapat kendala dalam mengimpor gandum dari Ukraina, seperti mencari negara pemasok lain, membuat inovasi baru, dan mengalihkan masyarakat untuk mengonsumsi sagu atau singkong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar