Kamis, 04 Juni 2020

Diskusi Harian Kelompok 8_Minggu ke 6

 

Link: https://market.bisnis.com/read/20200504/7/1236000/indikasi-perang-dagang-as-china-jadi-biang-keladi-tekanan-ihsg

Indikasi Perang Dagang AS-China Jadi Biang Keladi Tekanan IHSG

Di pasar regional, saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo menjadi yang paling banyak dilego asing antara lain saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Astra International Indonesia Tbk. (ASII), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).

Dhiany Nadya Utami - Bisnis.com04 Mei 2020  |  12:24 WIB

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan tak bertenaga sepanjang perdagangan sesi pertama, Senin (4/5/2020). Minimnya sentimen positif membuat indeks tak mampu mempertahankan penguatan pada pekan lalu.

Pada hari terakhir perdagangan pekan lalu yakni Kamis (30/4/2020), indeks acuan ini menguat ke level 4.716,40 atau level tertingginya selama sepekan, setelah naik 3,26 persen dibandingkan hari sebelumnya.

Sayangnya, di awal pekan ini indeks tak mampu kembali perkasa. Sejak awal perdagangan IHSG langsung terjerempab ke zona merah bahkan sempat menyentuh level terendah 4.576,22.

Baca Juga : Bursa Asia Terbanting, IHSG Anjlok 2,35 Persen

Terpantau hanya ada 106 saham yang menguat sedangkan 271 saham melemah dan 127 lainnya tak bergerak dari posisi pembukaan. Sektor infrastruktur dan industri dasar menjadi pemimpin pelemahan dengan masing-masing turun 3,77 persen dan 3,45 persen.

Perdagangan pada sesi I ini juga diwarnai dengan aksi jual bersih oleh investor asing yang mencapai Rp94,48 miliar di seluruh pasar dan Rp172,51 miliar di pasar regional. Adapun total transaksi yang tercatat mencapai Rp3,04 triliun.

Di pasar regional, saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo menjadi yang paling banyak dilego asing antara lain saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Astra International Indonesia Tbk. (ASII), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Masing-masing saham membukukan net sell Rp89,8 miliar, Rp49,2 miliar), Rp48,1 miliar.

Head of Research MNC Sekuritas Thendra Crisnanda mengatakan pelemahan IHSG hari ini merespon peningkatan tensi geopolitik akibat pernyataan Presiden Amerika Serikat Doland Trump yang berencana kembali meningkatkan tarif impor barang-barang dari China.

“[Ada indikasi] kembali perang dagang,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (4/5/2020)

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan pergerakan indeks sesuai dengan proyeksi teknikal yang mana indikator Stochastic sudah mulai menunjukkan overbought sehingga indeks berpeluang terkoreksi wajar menuju ke support terdekat.

Menurutnya, selain ancaman perang dagang dan masih berkembangnya wabah Covid-19, ada sejumlah sentimen yang turut menjadi penekan indeks seperti minimnya data makro ekonomi global yang memberikan high impact terhadap pasar.

Di sisi lain, Purchasing Manager Index (PMI) Indoensia yang turun signifikan ke angka 27,5.

“Terus turunnya performa data inflasi maupun inflasi inti Indonesia dan jumlah tourist arrivals yang juga turun signifikan [ikut menekan indeks],” imbuhnya.

 

Hasil Diskusi:

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terus tenggelam di zona merah. Untuk mengurangi tekanan di pasar modal,  maka Bursa Efek Indonesia ( BEI)  haruslah mengambil langkah antisipatif. Langkah antisipasi tersebut terkait dengan perubahan batasan auto rejection dan pengumuman BEI tentang saham yang keluar dari daftar saham yang diperdagangkan pada sesi pra-pembukaan. Hal Ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi perkembangan pasar modal global, maupun pasar modal Indonesia yang sedang mengalami tekanan, dipengaruhi penetapan virus Corona (Covid-19).

Langkah pertama yang dapat dilakukan BEI adalah dengan mengubah batasan auto rejection apabila harga penawaran jual atau permintaan beli saham yang dimasukkan ke JATS lebih dari 35 persen di atas atau 7 persen di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga Rp 50 sampai dengan Rp 200. Sementara itu auto rejection juga diberlakukan untuk saham yang penawaran jual atau permintaan belinya lebih dari 25 persen atau di atas atau 7 persen di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga lebih dari Rp 200 sampai dengan Rp 5.000.

Selain itu, Auto rejection juga berlaku untuk jual beli saham lebih dari 20 persen di atas atau 7 persen di bawah, dengan acuan harga untuk di atas Rp 5.000. Kemudian kedua, BEI mengubah ketentuan auto rejection untuk perdagangan saham hasil penawaran umum yang pertama kali diperdagangkan, dari sebelumnya yang ditetapkan sebesar 2 kali, menjadi 1 kali dari persentase batasan Auto Rejection. Adapun ketiga, BEI mengeluarkan seluruh saham dari daftar saham yang diperdagangkan pada sesi Pra-pembukaan, sehingga tidak ada saham yang diperdagangkan pada sesi Pra-pembukaan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...