Kamis, 07 Mei 2020

Diskusi Harian Kelompok 9_Minggu ke 4

 

Link: https://money.kompas.com/read/2020/05/06/073100926/ekonomi-hanya-tumbuh-297-persen-bi-karena-pengaruh-covid-19?_ga=2.88336786.822105813.1607100241-348046481.1540123639

 

Ekonomi Hanya Tumbuh 2,97 Persen, BI: Karena Pengaruh Covid-19

Kompas.com - 06/05/2020, 07:31 WIB BAGIKAN: Komentar 2 Lihat Foto Ilustrasi Bank Indonesia (BI).(SHUTTERSTOCK) Penulis Fika Nurul Ulya | Editor Yoga Sukmana JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I-2020. Dalam rilisnya, ekonomi RI hanya tumbuh 2,97 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan terkontraksi 2,41 persen secara kuartalan. Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi 2,97 persen pada kuartal I-2020 melambat dibandingkan dengan capaian sebelumnya sebesar 4,97 persen pada periode yang sama 2019. Kepala Departemen Komunikasi Onny Widjanarko menilai, pertumbuhan ekonomi sebesar 2,97 persen dipengaruhi oleh pandemi virus corona (Covid-19) yang merebak pada awal tahun di China dan kemudian menyebar ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Baca juga: Banyak UMKM Produksi APD, Bagaimana Standarnya? "Pengaruh Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama pada penurunan permintaan domestik, di tengah kinerja positif sektor eksternal," kata Onny dalam keterangan resmi, Rabu (6/5/2020). Dari sisi pengeluaran, penurunan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 terutama dipengaruhi oleh penurunan permintaan domestik. Konsumsi rumah tangga tercatat 2,84 persen (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan dengan kinerja pada triwulan IV-2019 sebesar 4,97 persen (yoy). Investasi juga tumbuh melambat sebesar 1,7 persen (yoy) terutama dipengaruhi oleh melambatnya investasi bangunan. Baca juga: Cara Melaporkan Penyaluran Bansos dan BLT Bermasalah Halaman Selanjutnya "Respons stimulus Pemerintah melalui konsumsi.

"Respons stimulus Pemerintah melalui konsumsi Pemerintah yang tumbuh 3,74 persen (yoy) dapat menahan perlambatan permintaan domestik lebih dalam," ujar Onny. Selain itu kata Onny, ekspor netto berkontribusi positif dipengaruhi ekspor yang tumbuh 0,24 persen (yoy) dan impor yang mencatat kontraksi 2,19 persen (yoy). Sementara dari sisi lapangan usaha (LU), perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melambatnya aktivitas LU Perdagangan dan Penyediaan Akomodasi serta LU Transportasi dan Pergudangan. Baca juga: Segera Cair, Ini Besaran THR PNS di Lebaran Tahun Ini Hal itu dipengaruhi oleh berkurangnya mobilitas masyarakat sebagai dampak dari penerapan langkah-langkah untuk memitigasi Covid-19. Di samping itu, kinerja LU Pertanian menurun dipengaruhi perkembangan cuaca yang kurang menguntungkan. "Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia, serta secara konsisten memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mendorong pemulihan ekonomi nasional," pungkas Onny.

Hasil Diskusi:

Membangkitkan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemic Covid-19 saat ini menjadi konsentrasi penuh pemerintah sekarang. Pemerintah berupaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan penguatan daya beli masyarakat melalui erlindungan sosial dan dukungan terhadap sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pemerintah tentu berupaya dampak Covid-19 tidak bergerak ke arah skenario sangat berat. Karena itu, pemerintah tidak dapat sendiri melakukannya. Perlu dukungan berbagai pihak yang terkait. Saat ini bukan waktunya menyalahkan dan melemahkan, namun saatnya bersinergi dan berkolaborasi agar bersama-sama dapat membangun negeri menuju negara maju, adil, dan sejahtera.

Oleh sebab itu, menurut kelompok kami dalam upaya untuk menangani permasalahan mengenai pertumbuhan ekonomi yang kian lama semakin tumbuh melambat, pemerintah harus berupaya scara maksimal melalui dua sisi fokus utamanya, yaitu sisi permintaan dan sisi penawaran.

·         Sisi permintaan

Pada sisi permintaan Pemerintah harus bisa menjaga daya beli masyarakat terutama bagi kelompok yang rentan terkena dampak agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan sosial antara lain dilakukan peningkatan dan perluasan. Yang dapat dilakukan melalui Program Keluarga Harapan (PKN), peningkatan dan perluasan Kartu Sembako, penambahan dan fleksibilitas Kartu Pra-Kerja, pembebasan tagihan listrik, Bantuan Sosial (tunai dan sembako), dan BLT Dana Desa. Selain itu, juga pengadaan program tambahan bantuan subsidi perumahan bagi masyarakat berpendapatan rendah.  Seperti Alokasi anggaran yang saat ini sudah disiapkan oleh pemerintah sebesar Rp. 205,20 triliun. Dengan demikian, Pemerintah tentu berharap perlindungan sosial tersebut dapat digunakan dengan lebih efektif, tepat sasaran, tidak disalahgunakan serta mampu menjaga daya beli masyarakat.

·         Sisi penawaran

Pandemi telah berdampak signifikan pada dunia usaha dimana aktivitas produksi, distribusi, dan investasi terganggu. Hal ini tentu akan berdampak bagi para pelaku usaha terkait keberlangsungan usahanya. Pemerintah telah menyiapkan kebijakan dengan program subsidi bunga untuk Ultra Mikro (UMi) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), penempatan dana untuk restrukturisasi UMi dan UMKM, penjaminan kredit modal kerja, insentif pajak, dukungan BUMN sebagai penggerak ekonomi, dukungan Pemda dan dukungan sektoral. Anggaran yang dialokasikan sebesar Rp 384,45 triliun. Pemerintah tentu berharap segala upaya tersebut mampu mendukung keberlangsungan usaha, meminimalisir tambahan pengangguran dan potensi kebangkrutan usaha. Pelaksanaan program pemulihan ekonomi ini tentu harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian, tata Kelola yang baik, transparan, adil, akuntabel dan tidak menimbulkan moral hazard. Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah tersebut tentu akan berjalan dengan baik dengan dukungan, sinergi dan kolaborasi berbagai pihak yang terkait. Setiap pihak memiliki peran masing-masing yang harus didukung dan diberikan masukan-masukan konstruktif sebagai upaya bangkit bersama melawan pandemi wabah virus Corona.

Masyarakat dapat mengawal upaya dan program pemerintah tersebut sehingga belanja yang telah dialokasikan oleh pemerintah dapat dilakukan dengan efiktif, tepat waktu, transparan, dan akuntabel. Hal ini sebagai upaya agar masyarakat memiliki kepercayaan, kenyamanan dan mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan geliat ekonomi di tengah tantangan pandemi sehingga kegiatan perekonomian dapat berjalan dengan baik untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...