Jumat, 05 Juni 2020

Diskusi Harian Kelompok 10_Minggu ke 6

 

Tanggal 5 Juni 2020

Link : https://m.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-5039532/sederet-alasan-pemerintah-terapkan-new-normal

 

Sederet Alasan Pemerintah Terapkan New Normal

Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memaparkan sejumlah alasan Indonesia perlu menerapkan tatanan normal baru atau era new normal. Salah satu yang menjadi pertimbangan ialah terkait dampak pandemi ini terhadap ekonomi yang dianggap sudah begitu mengkhawatirkan. Sehingga bila tak segera diterapkan akan ada lebih banyak pekerja yang menjadi korban.

"Kenapa kita butuh ini segara? Melihat angka indikator ekonomi kita sudah separah itu. Dan perlu diketahui pekerja di Indonesia itu 55-70 juta dari 133 juta itu adalah pekerja informal sehingga mereka ini yang paling terdampak di dalam COVID-19," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian (Sesmenko) Susiwijono Moegiarso dalam diskusi online Pactoc Connect, Rabu (3/6/2020).

Tak hanya itu, meningkatnya pengangguran sekaligus berkorelasi terhadap pergerakan konsumsi dalam negeri. Bila dibiarkan konsumsi yang biasanya menjadi penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia bisa anjlok dan efeknya bisa memicu konflik sosial.

"Kemudian kita lihat kondisi ada sekian juta yang sudah di PHK dirumahkan, pendapatan turun, daya beli turun, tabungan mulai habis dan kemudian konsumsi kita juga harus menyesuaikan mulai turun. Jangan sampai nanti menimbulkan permasalahan sosial," sambungnya.

Lalu, akibat selanjutnya, dikhawatirkan banyak masyarakat kelas menengah yang mendekati garis kemiskinan malah jatuh ke garis kemiskinan tersebut. Diprediksi angka kemiskinan bisa bertambah hingga menjadi 4,86 juta.

"Juga mulai perpindahan kelas sosial yang tadinya di middle kemudian turun," imbuhnya.

Bila situasi ini dibiarkan, Susiwijono mengaku negara tak akan sanggup terus-terusan memberikan bantuan sosial ke masyarakatnya mengingat kemampuan keuangan negara yang juga terbatas. Untuk itu, beberapa aktivitas ekonomi harus segera digenjot kembali demi mencegah ekonomi jatuh lebih dalam lagi.

"kita tau masyarakat kita tabungan akumulasi kekayaan asetnya untuk survive tergolong sangat kecil dan yang paling penting kemampuan negara sangat terbatas. Pemerintah mungkin tidak sanggup kalau harus dalam jangka waktu lama terus menerus membantu dalam bentuk bansos dan lain sebagainya. Karena itu pilihannya kita harus membuka beberapa aktivitas ekonomi secara bertahap," pungkasnya.

Pemerintah dari berbagai Kementerian/Lembaga (K/L) kini tengah menyiapkan masing-masing protokol kesehatan untuk memulai tatanan normal baru atau new normal di tengah pandemi COVID-19. Nantinya, setelah protokol kesehatan dari semua K/L rampung, langkah selanjutnya pemerintah akan membuat satu protokol nasional yang merangkum aturan hidup era new normal tersebut.

"Semua sudah menyiapkan protokol tadi, di dalam rapat tadi pagi dengan para menko (Menteri Koordinator) tadi dengan Gugus Tugas, kita sepakat protokol ini akan dijadikan satu, kita satukan standar template yang ada, nanti Kemenkes (Kementerian Kesehatan) dan Gugus Tugas yang akan menginventarisir, mengkompilasi semuanya menjadi satu Protokol Nasional untuk semua sektor tadi," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian (Sesmenko) Susiwijono Moegiarso dalam diskusi online Pactoc Connect, Rabu (3/6/2020).

Sejauh ini, baru Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustrian, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perdagangan saja yang sudah matang dengan protokol kesehatan masing-masing. Sedangkan sisanya masih dalam proses menyusun protokol kesehatan.

"Kalau kita lihat di sini contoh secara umum Kemenkes sudah menerbitkan suatu bentuk keputusan dan SE yang mengatur banyak hal bagaimana protokol kesehatan di tempat-tempat umum. Di sektor industri, Kementerian Perindustrian menerbitkan banyak sekali aturan SE menteri dan sebagainya yang mengatur sektor industri ini protokol kesehatannya seperti apa. Sektor pariwisata, akomodasi, perhotelan, ekonomi kreatif dan sebagainya barangkali mice ada di sini, Kemenpar sudah menyiapkan konsep untuk SOP nya , sekarang sedang proses. Kementerian Perhubungan sudah banyak permen dan SE nya mengatur protokol-protokolnya demikian juga di sektor perdagangan dan menyusul sektor-sektor yang lain," paparnya.

Plt Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Odo R.M Manuhutu yang ikut berpartisipasi dalam diskusi tersebut juga mengutarakan rencana serupa. Menurutnya, minggu ini akan ada rapat lanjutan untuk memfinalisasi protokol kesehatan tersebut ke Kementerian Kesehatan.

"Kita sepakati bahwa masing-masing K/L dapat membuat protokol, protokolnya diajukan ke Kemenkes dan Kemenkes yang akan mengharmonisasi, tujuannya semata agar tidak terjadi kebingungan, intinya kita satu suara dan masyarakat tidak kebingungan apalagi pelaku usaha," ujar Odo.

Menurut Odo, sebagai sektor yang paling terpukul oleh pandemi COVID-19, sangat penting adanya protokol kesehatan yang standar agar tidak ada tumpang tindih kebijakan.

"Jangan sampai ada tumpang tindih kebijakan yang justru merugikan industri MICE," katanya.

 


 

 

TANGGAPAN :

Stimulus dari pemerintah dalam bidang ekonomi memang sangat diperlukan. Baik bagi perusahaan besar, atau perusahaan kecil. Pada berita tersebut, dapat kita ketahui beberapa kebijakan yang akan menjadi stimulus bagi UMKM bangkit, dan kembali tegak. Dengan adanya kebijakan yang luar biasa dari pemerintah ini tentunya diharapkan keadaan ekonomi Indonesia kembali normal. Beberapa stimulus diwujudkan pemerintah dalam kebijakan fiskal maupun non fiskal.

Selain stimulus bagi UMKM yang merupakan pendorong ekonomi Indonesia, saya harap pemerintah juga perlu memprioritaskan perusahan besar. Mengapa? Karena, mengingat banyaknya jumlah PHK yang terjadi. Jadi apabila perusahaan besar juga diprioritaskan untuk diperhatikan, maka akan luar biasa dampak positifnya. Pertama, perusahaan akan kembali bangun yang kemungkinan besar nanti akan mengurangi angka2 pengangguran. Saya tahu bahwa pemerintah memberikan suatu kebijkan dengan dasar data dan pertimbanhan. Saya berharap bahwa apapun yang dijadikan jalan sebagai stimulus oleh pemerintah akan mampu memperbaiki keadaan ekonomi akibat wabah Covid ini.

Melihat permasalahan covid-19 terkait perekonomian bukan hanya sektor kecil yang terdampak tetapi juga menyangkut industri besar yang mengalami pengurangan pendapatan yang jga berujung PHK. jika demikian masyarakat pula yang dirugikan karena kehilangan pekerjaannya. Kebijakan yang hendak diterpkan sebisa mungkin harus menguntungkan berbagai pihak, agar perekonomian segera pulih.

Disisi lain, keselamatam masyarakat juga harus diperhatikan karena seperti yang sudah diketahui virus covid-19 mudah ditularkan antar manusia. Kebijakan new normal harus betul2 dikaji secara matang. Karena jika salah langkah bisa terjadi lonjakan kasus yang semakin merugikan negara. Sebagai contoh penerapan new normal di korea selatan yang mengakibatkan melomjaknya kasus saat kebijakan baru di terapkan. Disini terlihat jelas bahwa persiapan yang matang sangat perlu dilakukan. Negara perlu menyiapkan sarana dan prasarana mendukung dalam penerapan kebijakan yang hendak dilakukan.

Karena tidak hanya UMKM yg terdampak pandemi covid-19, tetapi juga perusahaan besar yg banyak melakukan PHK sehingga jumlah pengangguran di Indonesia meningkat. Banyak kasus juga yg diberitakan terjadi masalah sosial dari kalangan masyarakat yg mengalami PHK. Tetapi, di sisi lain masyarakat harus mengikuti protokol kesehatan dalam melakukan berbagai aktivitas dalam menerapkan New Normal ini, karena dikhawatirkan terjadi lonjakan kasus positif di gelombang kedua seperti yg terjadi di Spanyol pada tahun 1900-an saat adanya wabah flu Spanyol yg terjadi saat masyarakat sudah malas melakukan protokol kesehatan sehingga kematian terjadi sebanyak setengah dri populasi masyarakatnya. Maka dari itu, dalam penerapan New Normal ini pemerintah harus benar-benar menyiapkan segala hal yg diperlukan dan masyarakat juga harus patuh dengan protokol kesehatan.

Mungkin dalam hal ini pastinya banyak timbul pro kontra dari berbagai pihak terjadap penerapan new normal ini. Satu pihak kontra karena memang Indonesia belum secara serentak secara struktural, konsisten dan disiplin terhadap kebijakan yang diterapkan. Masih ada yg namanya kelonggaran di beragai tempat walaupun kebijakan sudah mulai diterapkan dan di sosialisasikan. Apalagi di new normal ini yg masih kebanyakan orang masih belum banyak faham apa eksistensinya.

Ada juga yang pro karena tidak dapat dipungkiri dalam kondisi yg sekarang ini, ketika kita berbicara kondisi ekonomi yang sudah benar benar merosot dari waktu ke waktu  hingga membuat pemerintah kewelahan dan ditakutkan penanganan akan kondisi ekonomi tambah buruk.

Walaupun sebelumnya pemerintah sudah berupaya mengeluarkan stimulus ataupun kebijakan mengenai penanganan covid-19 seperti social distancing, WFH, Karanrina Wilayah dsb nyatanya hal ini belum optimal sehingga pemerintan harus mencari jalan lain.

Namun kebijakan ini pun berdampak sekali kepada berbagai aspek. Terutama bagi tulang punggung keluarga yg notabennya bukan pns dengan pekerjaan mereka seperti pedagang kecil dan warung warung. Saat ini yg sudah dibilang sepi pembeli dan kebingungan untuk mencari sumber penghasilan dari mana. bahkan banyak perusahaan juga melakukan phk pada karyawannya dikarekanakn kegiatan operasional mereka tidak optimal karena adanya pembatasan dari pemerintah dimana dalam hal ini membuat perusahaa mengalami penurunan pendapatan untuk membayar karyawan.

Upaya pemerintah untuk masyarakat pun sudah banyak dilakukan seperti subsidi listrik, pph, kelonggaran membayar kredit, bantuan kuota dengan bekerja sama dengan berbagai provider membuat keuangan negara refocusing thd penanganan covid-19 ini. Dan nyatanya pun ditambah dengan perawatan pasian covid-19 ini memnutuhkan biaya yg tidak sedikit bahkan puluhan juta membuat keuangan negara  terkuras dalam kondisi ini. Hal ini pun membuat pemerintan berpikir keras untuk mengambil jalan untuk menyelamatkan ekonomi negara dengan berbagai kebijakan.

Jadi dalam hal ini. Dengan kondisi yg seperti ini, dengan kondisi keuangan yg seperti ini, dengan segala tuntutan kepada pemerintah kita membuat pemerintah harus mengambil jalan tengah dalam menyikapi hal ini dan Menerapkan new normal ini.

Kita sebagai mahasiswa yg dalam hal ini masih open minded sekali nih sama teknologi dan dapat menyaring informasi dengan baik. Harus juga ikut berpartisipasi dan mendukung pemerintah kita. Khawatir boleh. Tetap menjaga diri kita untuk tetap sehat adalah yg lebih penting.

Apapun kebijakan pemerintah insyaAllah sudah di kaji dengan baik dngan jajarannya. Semua dimulai dari kita sendiri dan bagaimana kita bisa menjadi informan yg baik yg dapat menyampaikan kepada orang di sekitar kita. Ketika 'new normal' diterapkan di indonesia. Salah satu pertimbangannya adalah agar tidak terjadi kemrosotan atau bahkan keruntuhan pada sektor ekonomi. Hal ini disebabkan karena salah satu penghasilan utama negara yaitu pajak mengalami pemangkasan atau penurunan karena kebijakan baru. Kebijakan baru pajak memuat penurunan tanggungan pajak bagi sektor industri yg terkena langsung dampak dari pandemi.

Dari beberapa hal diatas, dapat disimpulkan bahwa pemerintah bermain aman dengan menerapkan 'new normal' agar roda perekonomian tetap bisa bergerak. Namun, di sisi lain terdapat sebuah risiko besar yang harus dihadapi. Yaitu kegagalan perusahaan atau umkm dalam memulai usaha kembali. Mungkin disebabkan vakumnya produksi dan kekurangan tenaga kerja, sehingga membuat produksi menjadi sempit dan sedikit yg menyebabkan beberapa permintaan tidak terpenuhi di pasar.

Selain itu, dengan adanya 'new normal' ini. Pemerintah seolah masih belum memahami sifat dab karakter masyarakat indonesia yang nekat asal masih bisa hidup. Secara tidak langsung dengan menerapkan 'new normal' dengan hidup berdampingan virus ini, pemerintah telah menerapkan hukum rimba untuk masyarakatnya sendiri. Yaitu yg kuat imunitas tubuhnya akan bertahan dan yang imunitasnya lemah akan binasa. Hal ini seperti cara pemerintah untuk mengendalikan populasi penduduk dengan hal yang unik. Ketika pertumbuhan penduduk tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan masalah sosial dan ekonomi. Pemerintah seolah menyelipkan unsur 'intrinsik' dalam 'new norma' ini. Yaitu depopulasi terhadap warganya hal ini tidak begitu buruk. Seleksi alam akan mengijinkan yang kuat tetap bertahan hidup dan yang lemah akan meninggal. Secara tidak langsung SDM unggul akan terseleksi secara alami dan menciptakan tenaga kerja baru yg lebih kuat. Selain itu, dengan terjadinya kematian massal 'kelak' karena 'new normal' ini. Akan membuka lahan kosong baru dan mungkin bisa menurunkan angka kepadatan penduduk dan angka kemiskinan.

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...