REVIEW ARTIKEL
Waktu : 19:00 - 19:30
Tempat : Google Meet (meet.google.com/env-hckv-omn)
Topik : Naik Pesawat, Kereta Api, Kapal Tak Perlu PCR atau Antigen? Ini Kata Kemenhub
Pro
PT KAI menyatakan antigen tidak diperlukan untuk perjalanan jarak jauh dan hanya menggunakan pengecekan vaksin bagi penumpang dengan menggunakan aplikasi peduli lindungi. Hal ini bertujuan untuk mengefisiensi perjalanan dari penumpang kereta api. Selain itu adanya tes antigen apalagi PCR sangat memberatkan penumpang karena harganya yang cukup mahal. Tingkat akurasi dari tes antigen dan PCR yang dilakukan hanya satu kali tidak terlalu berpengaruh besar sehingga cenderung sia-sia jika dilakukan. Saar ini hampir seluruh masyarakat Indonesia sudah melakukan 2 kali vaksin, bahkan sudah dalam proses booster ketiga. Adanya kebijakan yang mengharuskan tes antigen dan PCR sementara harganya tes tersebut mahal, membuat masyarakat Indonesia banyak yang melakukan hal-hal curang seperti pemalsu surat hasil tes hasil antigen dan PCR. Oleh karena itu, kebijakan penerapan hasil tes antigen atau PCR tidak perlu dilakukan dalam perjalanan jarak dekat ataupun jauh karena dengan menerapkan protokol kesehatan seperti pengecekan vaksin melalui aplikasi peduli lindungi, penggunaan masker, dan membatasi jumlah penumpang 70 hingga 75 orang sudah sangat cukup untuk mencegah penularan virus corona di dalam transportasi khususnya kereta api.
Kontra
Kereta api merupakan salah satu transportasi darat. Seperti yang kita tahu bahwa transportasi darat merupakan transportasi yang sangat rawan penularan covid-19. Kereta api juga lebih banyak mengangkut penumpang dengan waktu tempuh yang lebih lama sehingga perlu diterapkan kebijakan yang lebih ketat guna melindungi penumpang dari penularan virus corona. Transportasi udara yakni pesawat yang memiliki kapasitas penumpang lebih sedikit dengan waktu tempuh yang singkat saja masih banyak ditemukan penularan covid meski telah menerapkan wajib tes PCR. Oleh karena itu, transportasi darat seperti kereta api justru harus memperketat kebijakan seperti ini. Pemeriksaan vaksin menggunakan peduli lindungi dinilai sangat membahayakan penumpang ditambah adanya idul fitri membuat kuota penumpang akan bertambah banyak. Meskipun harga tes antigen dan PCR cukup mahal dan ada potensi pemalsuan tes, namun keamanan penumpang sangat terjamin. Apabila terdaoat perbedaan kebijakan antara transportasi darat dan udara akan menimbulkan diskriminasi transportasi yang akan mempengaruhi jumlah penumpang dari salah satu transportasi.
Kesimpulan
Pemerintah perlu memperjelas dan memperketat kebijakan mengenai wajib atau tidaknya tes antigen atau PCR di semua transportasi. Sebab jika tes antigen atau PCR hanya dilakukan untuk beberapa transportasi maka dikhawatirkan akan terjadi diskriminasu dan pengurangan kuota penumpang setiap harinya. Selain itu, juga perlu menyadarkan masyarakat Indonesia tentang pentingnya mematuhi segala bentuk peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah karena sejatinya seluruh kebijakan dan peraturan tidak akan pernah berjalan jika tidak ada kesadaran dari masyarakat itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar