9 Maret 2021
Topik: Sekolah tatap muka akan dibuka dengan
protokol kesehatan ketat pada Juli 2021
Sekolah Tatap Muka Dibuka Juli 2021 Secara Bertahap
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memastikan
proses pembelajaran tatap muka di sekolah saat pandemi Covid-19 dibuka
mulai semester ini atau Juli 2021.
"Secara
bertahap diusahakan di semester ini sudah buka," kata Direktur Jenderal
PAUD dan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Jumeri
kepada CNNIndonesia.com, Kamis (25/2).
Namun,
Jumeri tak menjelaskan tahap pembukaan sekolah tersebut. Jumeri mengatakan
pembelajaran tatap muka ini sekaligus menjadi kampanye protokol kesehatan di
sekolah bagi guru maupun siswa.
Menurutnya,
Kemendikbud mewajibkan pihak sekolah menyiapkan standar operasional maupun
fasilitas untuk menjaga kesehatan lingkungan.
"Masa
pembelajaran tatap muka digunakan untuk kampanye menjaga kesehatan bagi guru
dan siswa, galakan penyuluhan kepada siswa agar meningkat kesadarannya akan
protokol kesehatan," ujarnya.
Jumeri
meminta kepada pihak sekolah yang membuka proses pembelajaran tatap muka
menjalin kerja sama dengan fasilitas kesehatan terdekat. Termasuk komunikasi
antara pihak sekolah dan wali murid secara intensif.
Sebelumnya, Presiden Joko
Widodo (Jokowi) ingin sekolah dibuka mulai Juli 2021 menyusul vaksinasi
Covid-19 terhadap tenaga pendidik serta guru. Pemerintah menargetkan 5 juta
guru disuntik vaksin hingga Juni 2021.
"Tenaga
pendidik dan kependidikan, guru, kita berikan prioritas agar nanti di awal
semester dua pendidikan tatap muka bisa mulai kita lakukan," kata Jokowi
dalam siaran langsung yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat
Presiden, Rabu (24/2).
HASIL DISKUSI
Pro
Pendistribusian pemberian vaksinasi covid-19 saat ini sudah direalisasikan dan berjalan dengan lancar. Memang, vaksin covid-19 tidak sepenuhnya bisa menjamin diri kita bebas dari covid, namun bisa dijadikan hal yang efektif untuk kita mengantisipasi keadaan. Walaupun sudah ada vaksin, kita juga harus merubah kebiasaan diri agar lebih kondusif. Kebiasaan tersebut bisa seperti 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) dan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). Mengutip dari laman satgas covid, Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan kesadaran penuh akan 3T menjadi kunci untuk menurunkan angka kasus positif dan menurunkan angka fatalitas yang disebabkan virus COVID-19. Dari hal tersebut, kegiatan sekolah tatap muka akan bisa berlangsung dengan aman dan lancar. Mengingat kurang efektifnya pembelajaran daring, kebijakan tersebut tepat jika di terapkan di daerah dengan zona atau tingkat penularan covid 19 yang rendah. Dalam pembelajaran tatap muka pun disediakan petugas kesehtan guna memantau jalannya protokol kesehatan. Untuk target 5 juta guru, tenaga kependidikan dan dosen dalam waktu 4 bulan, pemerintah sudah memiliki data statistik tersendiri sebelum menentukan target 4 bulan.
Kontra
Sampai saat ini angka kasus corona masih terus bertambah, kemudian apakah negara mampu menyelesaikan vaksinasi terhadap 5 juta guru, tenaga pendidik dan dosen dalam waktu sekitar 4 bulan? Waktu tersebut juga tidak bisa di gunakan secara full mengingat bulan April-Mei kita puasa, ini juga karena siswa pun perlu di vaksin sementara belum ada vaksin yang cocok untuk anak". Hal lain yang harus diperhatikan untuk melakukan tatap muka dengan membandingkan positivity rate (perbandingan antara jumlah kasus corona dengan jumlah tes yang dilakukan) yang di dukung adanya zonasi wilayah yang bersangkutan untuk melihat laju penularan corona. Berdasarkan data satuan tugas penanganan covid-19 per 27 Februari 2021 positivity rate nasional masih kategori tinggi yakni 24,30%. WHO sendiri juga sudah mengeluarkan standar bahwa positivity rate aman di bawah angka 5%. Jadi bisa dirasa Indonesia belum siap untuk melakukan tatap muka.
Kesimpulan
Setiap kebijakan ada pro dan kontra, aku setuju dengan beberapa mendapat kalian yang mengatakan walaupun vaksin sudah ada belum tentu juga itu sudah menjamin namun kehadiran vaksin itu juga sebagai jawaban pemerintahan berkomitmen menjaga kesehatan dan keinginan masyarakat keluar dari pandemi ini, namun harap diingat teman2 kita berperang dengan suatu hal yang tidak bisa kita lihat jadi memang tidak bisa diprediksi, yang bisa kita lakukan alangkah baiknya menjaga, mempercayai, menghindari, dan selalu waspada karena kita juga tidak bisa selalu berada kondisi ini, segala bentuk protokol kesehatan ketat bisa dilaksanakan demi terciptanya kehidupan new normal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar