Kamis, 07 Mei 2020

Diskusi Harian Kelompok 8_Minggu ke 4

 

Pelaksanaan Diskusi   : Kamis, 7 Mei 2020 (13.00 – 16.00)

Kelompok                   : 8

Sumber                        :https://finance.detik.com/moneter/d-5004258/ekonomi-ri-cuma-tumbuh-297-bi-dampak-psbb

Judul Artikel               :

Ekonomi RI Cuma Tumbuh 2,97%, BI: Dampak PSBB

 

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 sebesar 2,97%. Angka ini turun dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar 5,07%.

Gubernur Bank Indonesia (BI) menjelaskan jika perlambatan pertumbuhan ekonomi ini terjadi akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menyebabkan konsumsi dan investasi rendah.

"Soal PDB kuartal I ini hanya 2,97%. Kami sampaikan ini lebih rendah dari perkiraan kami 4,4%. Faktor yang mendasari adalah dampak dari penanganan COVID-19 seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), social distancing dan work from home mempengaruhi ekonomi baik konsumsi maupun investasi," kata Perry dalam video conference, Rabu (6/5/2020).

Perry juga menyebut, sebelumnya BI memperkirakan konsumsi masyarakat masih bisa tumbuh 5% namun realisasinya hanya 2,8% pada kuartal I 2020. Kemudian investasi diproyeksi tumbuh 2,4% tapi realisasi hanya 1,7%.

Dia menjelaskan stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah telah berdampak positif ke pertumbuhan ekonomi. Misalnya dalam bentuk bantuan sosial juga berampak ke masyarakat.

"Semula kami perkirakan konsumsi pemerintah 2,3% pada kuartal I tahun ini. Tapi dari rilisnya BPS konsumsi pemerintah 3,74% terutama dari penyaluran bansos bisa menopang pertumbuhan ekonomi sehingga tidak turun lebih dalam," imbuh dia.

Perry mengungkapkan angka pertumbuhan ekonom 2,97% ini harus disyukuri karena masih lebih baik dibandingkan negara yang lain. Dia menyebut misalnya China yang minus 6,85%, Amerika Serikat yang tumbuh 0,3%, Eropa minus 3,3%, Singapura yang minus 2,2% dan Korea Selatan hanya tumbuh 1,3%.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2,97% termasuk Alhamdulillah artinya jauh lebih baik dari sebagian besar negara lain. Tentu saja kalau lihat pertumbuhan maunya tumbuh 4,4%. Tapi ini angka yang patut disyukuri," imbuh dia.

Menurut Perry realisasi ekspor masih tumbuh lebih baik dibandingkan proyeksi bank sentral. Tercatat realisasi ekspor masih tumbuh 0,24% atau lebih tinggi dari perkiraan BI yang negatif 1,6%.

Perry mengatakan, stimulus fiskal serta bantuan sosial yang telah disiapkan Pemerintah cukup mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. Sehingga diharapkan ekonomi nasional akan membaik pada kuartal IV-2020 hingga 2021.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hasil diskusi :

Tanggapan

1.      Kisnul :

“Menurut saya dari artikel tersebut terlihat jelas bahwa dampak dari covid dan segala kebijakannya memang luarbiasa. Cukup diacungi jempol karena pertumbuhan ekonomi indonesia masih tergolong baik dari negara lain yang juga terdampak meski mengalami penurunan. Ini artinya, kebijakan kebijakan ekonomi yg dikeluarkan dengan hati hati oeh pemerintah sudah mulai terlihat hasilnya, salah satunya melalui bansos yang dilakukan, dari bansos ini sedikit menopang perekonomian sehingga tingkat penurunan pertumbuhan ekonomi tidak terlalu drastis. Kebijakan PSBB yang menjamin kelangsungan ekspor juga mejadi stimulus dalam membantu mengurangi penurunan pertumbuhan ekonomi negara indonesia. Maknanya kebijakan yg dikeluarkan pemerintah saat ini menunjukkan impact yang baik secara perlahan lahan terhadap perekonomian.”

2.      Fadila :

Saya pribadi sangat menyayangkan atas menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Angka pertumbuhan menjadi tolok ukur kemakmuran dan kemajuan sebuah negara. Menurut saya, pertumbuhan ekonomi bukan sekedar daya beli masyarakat saja, tetapi mencakup aspek-aspek yang lebih luas. Contohnya saja pengangguran, PHK, maupun pengurangan jam kerja. Jika pada kuartal I 2019 yang besarnya 5,07% saja masih banyak terjadi kemiskinan dan pengangguran, apalagi pada kuartal I 2020 yang menurun menjadi 2,97%. Memang sebagian besar dampak dari menurunnya angka pertumbuhan ekonomi adalah pandemi Covid-19 yang meyebabkan kegiatan PSBB. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa menurunnya angka pertumbuhan  ekonomi tersebut juga karena pertumbuhan ekonomi global yang melemah dan sedikit banyaknya Indonesia juga terkena dampaknya. Gubernur Bank Indonesia (BI) menjelaskan jika perlambatan pertumbuhan ekonomi ini terjadi akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menyebabkan konsumsi dan investasi rendah. Konsumi rendah tersebut terjadi karena banyak sekali orang yang terkena PHK sehingga menjadi pengangguran lalu menyebabkan konsumsinya menjadi menurun. Meskipun pemerintah sudah memberi bantuan untuk mengurangi dampak covid-19 ini, tapi saya harapkan pemerintah juga bisa memberi solusi untuk masalah pengangguran. Karena jika dibiarkan lebih lama lagi, angka kriminalitas di indonesia bisa meningkat tajam. Apalagi ditambah dengan para napi yang dibebaskan karena untuk mengurangi masalah penyebaran covid-19 ini. Saya harap di kuartal selanjutnya, pemerintah bisa mengatasi berbagai masalah yang menyebabkan menurunnya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga angka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi naik.”

 

 

3.      Dani :

“Kurang setuju soal penurunan aktivitas perekonomian dan investasi hanya akibat korona saja, dilihat dari sisi lain, PR pemerintah dari tahun/kuartal kemarin juga ikut dalam mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Tapi, memang untuk 2020 sekarang gara2 COVID-19 dan PSBB akhirnya laju pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Sepanjang 2019 kemarin, yang menjadi pandangan perekonomian Indonesia adalah :

a.       Pembayaran wajib pajak yang telat dan Target penerimaan pajak yang meleset

b.      Masih kurangnya pengaplikasian teknologi informasi pada literasi digital

c.       Rendahnya daya saing masyarakat Indonesia selama beberapa tahun(terutama pada pasar produk)

d.      Penurunan konsumsi rumah tangga(memang sudah terjadi sejak 2010, dimana pada saat itu angka konsumsi rumah tangga Indonesia sebesar 5,17%(persen).”

 

 

4.      Roikha :

“Menurut saya wajar saja jika perekonomian Indonesia hanya tumbuh 2,97% dan lebih rendah daripada tahun sebelumnya mengingat sekarang pendapatan masyarakat menurun hal itu juga menyebabkan tingkat konsumsi masyarakat juga menurun ditambah lagi harga pangan juga naik. Dan tumbuhnya perekonomian Indonesia yang hanya 2,97% ini juga dipengaruhi oleh adanya pembatasan sosial berskala besar. Selain itu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya sebesar 2,97% juga dipengaruhi oleh menurunnya investasi, ekspor, dan pengeluaran yang besar di bidang konsumsi. Namun hal tersebut lebih baik daripada negara lain yang hanya tumbuh lebih sedikit bahkan minus. Terbukti tidak hanya Indonesia yang merasakan dampak dari virus covid-19 ini, baik negara maju maupun negara berkembang juga merasakan dampaknya khususnya di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak luput dari upaya pemerintah yang terus berusaha untuk memberi kebijakan yang dapat menumbuhkan tingkat perekonomian.

Saya menyayangkan Pertumbuhan ekonomi indonesia yang menurun seperti minus di bidang investasi dan konsumsi. Dari data bps konsumsi rumah tangga berada di level -1,97%, konsumsi LNPRT pun -2,10%, konsumsi pemerintah -44,02%, investasi -7,89%, ekspor -6,37%, dan impor -11,89%. Dari data tersebut tentu dapat kita ketahui bawa perekonomian indonesia menurun. Tahun 2019 saja perekonomian indonesia itu sebesar 5,07% di kuartal 1, sedangkan tahun 2020 perekonomian indonesia itu sebesar 2,97% di kuartal 1. Terlihat sekali perbedaan pertumbuhan ekonomi sekarang dan tahun sebelumnya. Hal ini tentu membuat prihatin dengan kondisi perekonomian yang terus menurun ditambah lagi pengangguran di indonesia meningkat 15 jt karena PHK dan itu belum ditambah dari sektor lain seperti UMKM yang banyak mengalami gulung tikar, di tambah banyak perusahaan merugi karena banyak hasil penjualan yang sedikit di tambah harus membayar gaji karyawan dan di tambah lagi dengan tanggungan memberi THR kepada karyawan, hal itu tentu membuat perusahaan untuk melakukan PHK secara besar-besaran.

Dilihat dari data bps Kalau menurut saya memang untuk pertumbuhan ekonomi sudah turun dari tahun 2019 seperti dalam sektor konsumsi rumah tangga, di banding tahun 2018 turun sebesar 4,97%, dari segi ekspor juga demikian pada tahun 2019 jika di banding tahun 2018 yang turun sebesar 2,55% Jadi pertumbuhan ekonomi indonesia yang memang tidak semua juga karena covid. Dan tahun ini pada kuartal 1 memang menurun tapi ada kemungkinan bahwa pertumbuhan ekonomi indonesia naik secara drastis. Bank Indonesia juga memperkirakan bahwa pada kuartal II-2020 ekonomi RI tumbuh menjadi 0,4 persen, kemudian kuartal III-2020 tumbuh 1,2 persen, dan pada kuartal IV-2020 menjadi 3,1 persen, jika PSBB hanya sampai di bulan juni.”

 

Bentuk artikel

 

Sangat disayangkan atas menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Angka pertumbuhan menjadi tolok ukur kemakmuran dan kemajuan sebuah negara. Pertumbuhan ekonomi bukan sekedar daya beli masyarakat saja, tetapi mencakup aspek-aspek yang lebih luas. Contohnya saja pengangguran, PHK, maupun pengurangan jam kerja. Jika pada kuartal I 2019 yang besarnya 5,07% saja masih banyak terjadi kemiskinan dan pengangguran, apalagi pada kuartal I 2020 yang menurun menjadi 2,97%.  Dari data BPS konsumsi rumah tangga berada di level -1,97%, konsumsi LNPRT pun -2,10%, konsumsi pemerintah -44,02%, investasi -7,89%, ekspor -6,37%, dan impor -11,89%. Dari data tersebut tentu dapat kita ketahui bawa perekonomian indonesia menurun. Terlihat sekali perbedaan pertumbuhan ekonomi sekarang dan tahun sebelumnya.

Hal ini tentu membuat prihatin dengan kondisi perekonomian yang terus menurun ditambah lagi pengangguran di indonesia meningkat 15 jt karena PHK dan itu belum ditambah dari sektor lain seperti UMKM yang banyak mengalami gulung tikar, di tambah banyak perusahaan merugi karena banyak hasil penjualan yang sedikit di tambah harus membayar gaji karyawan dan di tambah lagi dengan tanggungan memberi THR kepada karyawan, hal itu tentu membuat perusahaan untuk melakukan PHK secara besar-besaran. Memang sebagian besar dampak dari menurunnya angka pertumbuhan ekonomi adalah pandemi Covid-19 yang menyebabkan kegiatan PSBB. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa menurunnya angka pertumbuhan  ekonomi tersebut juga karena pertumbuhan ekonomi global yang melemah dan sedikit banyaknya Indonesia juga terkena dampaknya. Penurunan aktivitas perekonomian dan investasi juga tidak hanya akibat Covid-19 saja, dilihat dari sisi lain, PR pemerintah dari tahun/kuartal kemarin juga ikut dalam mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Sepanjang 2019 kemarin, yang menjadi pandangan perekonomian Indonesia adalah :

a.       Pembayaran wajib pajak yang telat dan Target penerimaan pajak yang meleset

b.      Masih kurangnya pengaplikasian teknologi informasi pada literasi digital

c.       Rendahnya daya saing masyarakat Indonesia selama beberapa tahunb(terutama pada pasar produk)

d.      Penurunan konsumsi rumah tangga(memang sudah terjadi sejak 2010, dimana pada saat itu angka konsumsi rumah tangga Indonesia sebesar 5,17%(

Menurut penjelasan diatas, dampak dari covid-19 dan segala kebijakannya memang luar biasa. Cukup diacungi jempol karena pertumbuhan ekonomi indonesia masih tergolong baik dari negara lain yang juga terdampak meski mengalami penurunan. Ini artinya, kebijakan kebijakan ekonomi yang dikeluarkan dengan hati-hati oleh pemerintah sudah mulai terlihat hasilnya, salah satunya melalui bantuan sosial yang dilakukan, dari bantuan sosial ini sedikit menopang perekonomian sehingga tingkat penurunan pertumbuhan ekonomi tidak terlalu drastis. Kebijakan PSBB yang menjamin kelangsungan ekspor juga menjadi stimulus dalam membantu mengurangi penurunan pertumbuhan ekonomi negara indonesia. Maknanya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah saat ini menunjukkan impact yang baik secara perlahan lahan terhadap perekonomian.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...