Selasa, 05 Mei 2020

Diskusi Harian Kelompok 4_Minggu ke 4

 

Link: https://ekbis.sindonews.com/read/17837/33/ekonomi-hanya-tumbuh-297-jadi-indikator-buruk-ekonom-kuartal-ii-akan-minus-1588658708

Ekonomi Hanya Tumbuh 2,97% Jadi Indikator Buruk, Ekonom: Kuartal II Akan Minus

Rina Anggraeni

Selasa, 05 Mei 2020

JAKARTA - Ekonom Indef Bhima Yudistira menilai pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 2,97% menjadi indikator yang buruk. Hal ini dikarenakan tidak konsistennya pemerintah dalam menanggulangi pandemi virus corona (Covid-19).

"Presiden baru umumkan pasien 01 pada bulan Maret sementara PSBB berlaku di Jakarta mulai April atau masuk kuartal kedua. Artinya pandemi masuk terlambat ke Indonesia saja sudah tumbuh rendah sekali ekonomi di kuartal I," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (5/5/2020).

Dia melanjutkan bukan hanya pandemi covid-19 yang buat ekonomi turun tajam, tapi ada faktor sisi permintaan sejak 3 tahun lalu yang lesu. Industri bahkan jauh sebelum covid-19 sudah digempur barang impor dan kita tidak siap hadapi perang dagang AS versus China.

"Kalau kuartal I sudah anjlok cukup dalam, maka diperkirakan kuartal II 2020 ekonomi akan minus. Karena di kuartal kedua ada perluasan PSBB di kota selain Jakarta dan pelarangan mudik. Ini aktivitas ekonomi nyaris mati total," pungkasnya

Baca Juga:



Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 2,97% pada kuartal I/2020. Pertumbuhan ini menjadi salah satu yang terendah sejak 2009.

Adapun pertumbuhan ekonomi yang kurang dari 3% ini sebelumnya pernah terjadi pada tahun 2001. Namun pelemahan saat ini tidak bisa dibandingkan dengan tahun 2001 yang mana kondisi dan situasinya sangat berbeda.

(akr)

 

Hasil Diskusi:

Pertumbuhan ekonomi negatif telah diprediksi oleh pemerintah hingga Bank Indonesia (BI) dan para pengamat. Namun, angka -5,32 persen lebih tinggi dari ekspektasi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Yang mana beliau telah memprediksi ekonomi RI tertekan dengan batas bawah -5,1 persen dan titik tengah -4,3 persen. Begitu juga Bank Indonesia yang memprediksi ekonomi akan tersungkur di rentang 4,3 persen hingga 4,8 persen. Hal inilah yang menyebabkan perumbuhan ekonomi pada kuartal II tumbuh minus dan menglami kontraksi. kendati pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi dalam pada kuartal II-2020, bukan berarti sudah memasuki resesi. Sebab, resesi terjadi jika pertumbuhan ekonomi negatif pada dua kuartal berturut-turut.

Oleh sebab itu, pemerintah saat ini harus lebih berfokus pada kebijakan-kebijakan untuk diupayakan secara optimal. Meskipun kuartal II mengalami keterpurukan. Namun ibu Sri Mulayani menyatakan bahwasannya pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2020 berpotensi kembali terkontraksi. Oleh karenanya berbagai langkah dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terus dipersiapkan untuk mengantisipasi resesi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hasil Diskusi Kelompok 14_Minggu 4 (Mei)

  HASIL DISKUSI KELOMPOK 14 19 Mei 2022 Topik : Pemerintah tetap mewajibkan penggunaan masker pada kondisi dan kelompok masyarakat tertent...