Hari, tanggal : Senin, 04 Mei 2020
Dedi Mulyadi: Hentikan
PSBB karena Sudah Tak Efektif
Link Artikel : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200511062229-32-501897/dedi-mulyadi-hentikan-psbb-karena-sudah-tak-efektif
Jakarta,
CNN Indonesia -- Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menyampaikan
agar penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
di sejumlah daerah dihentikan karena sudah tidak efektif dalam menekan
interaksi dan pergerakan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). "Kondisi
sekarang sudah tidak efektif. Saya mengusulkan PSBB diganti dengan karantina
komunal berbasis RW dan desa," katanya dalam sambungan telepon dari
Karawang seperti dilansir dari Antara, Minggu (10/5).
Mantan
Bupati Purwakarta ini mengatakan melalui karantina komunal, di setiap desa
mulai tingkat RW disediakan tempat karantina, pos penjagaan, alat pelindung
diri, ambulans dan alat pengukur suhu tubuh. Bahkan disarankan agar tes swab
dilakukan di tingkat RW.
Dengan fasilitas tersebut setiap pengurus RW menutup sendiri daerahnya
masing-masing sehingga saat ada orang yang masuk ke kampungnya diperiksa
terlebih dahulu. Menurut Dedi, masyarakat desa dikenal mandiri dan mereka bisa
menjaga kampungnya sendiri, membangun jalan sendiri, membangun pos ronda
sendiri, dan bahkan bisa membuat sistem sendiri. Konsep karantina komunal
tersebut kini tengah dilaksanakan di Purwakarta. Dedi pun meyakini
karantina komunal bisa jauh lebih efektif dibandingkan PSBB yang kini
diterapkan di sejumlah kabupaten/kota. Politikus Partai Golkar ini mengatakan
PSBB sudah tidak efektif karena karena ada beberapa kebijakan pemerintah
pusat yang melonggarkan transportasi.
Pelonggaran
transportasi membuat interaksi orang semakin tinggi dan banyak. Padahal,
Dedi melanjutkan, PSBB bertujuan untuk menekan jumlah orang
berinterkasi baik antar-individu maupun antar-wilayah. Dia pun menyoroti lalu
lintas mobil yang tetap bisa lolos pos pemeriksaan. Dedi bilang Penjagaan
ketat hanya dilakukan pada jam-jam tertentu. Selain itu, menurut Dedi, PSBB
tidak efektif karena aturannya terlalu panjang dan lama, sehingga berdampak
pada ekonomi dan sosial terhadap masyarakat. Di sisi lain, ada kebijakan yang
berbenturan, yakni PSBB dan kelonggaran transportasi. Kondisi itu membuat
masyarakat bingung. "Sektor ekonomi jadi terhenti kalau kebijakan PSBB
terlalu lama," kata Dedi.
Dari pengamatannya, Dedi berkata kebijakan PSBB tidak sepenuhnya ditaati
masyarakat. Seperti satu toko buka, tetapi toko lain tutup. Orang berkerumun di
satu toko yang buka, dan itu tidak ada artinya PSBB untuk menekan interaksi
manusia. Alasan lain PSBB sudah tidak efektif adalah kebijakan itu malah memicu
problem sosial akibat bantuan sosial (bansos) yang tak merata dan salah
sasaran.
"Dari
pada tidak jelas, ya sudah hentikan saja PSBB, karena membingungkan masyarakat
oleh regulasi yang aneh-aneh," kata Dedi. Ia menambahkan, dampak lain dari
PSBB adalah membuat aparat jenuh saat menjaga pos pemeriksaan, sehingga mudah
emosi ketika menghadapi masyarakat yang bandel. Tapi sisi lain, masyarakat juga
mulai jenuh karena tak bebas berpergian.
Kesimpulan
Hasil Diskusi :
Menurut kelompok kami, ide dan
pemikiran dari Dedi Mulyadi sangat bagus dan realistis mengenai PSBB. Tetapi
belum tentu bisa diterapkan dengan baik. Banyak faktor yang masih perlu diperhatikan
dan dipertimbangkan sebelum menerapkan karantina komunal. Harus ada edukasi dan
sosialisasi terlebih dahulu mengenai pentingnya karantina, physical distancing
dan social distancing. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya dari
penularan Covid 19 inilah yang bisa menimbulkan masalah. Karena langkah sebaik
apapun kalau aparat dan masyarakat tidak mendukung tidak akan bisa berhasil. Saat
ini masih banyak masyarakat yang tidak paham tentang bahaya dari wabah ini.
Banyak masyarakat yang masih menganggap remeh virus corona. Banyak praduga yang
tidak baik dari masyarakat menengah ke bawah tentang pandemi dan virus ini.
Inilah yang harus diluruskan terlebih dahulu. Jika semua masyrakat sudah paham
dan mengerti mengenai karantina, physical dan social distancing, dan bahayanya
virus corona. Maka akan mudah dalam melaksanakan langkah pencegahan apapun,
baik PSBB ataupun karantina komunal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar