8 April 2021
Topik :
Larangan
Mudik, MTI Usul Tutup Terminal, Stasiun, Bandara
Masyarakat
Transportasi Indonesia (MTI) menganggap larangan mudik yang kembali dikeluarkan
Pemerintah tak akan berjalan efektif seperti yang diberlakukan pada Idulfitri
2020 lalu.
Menurut
Ketua Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Djoko Setijowarno, larangan mudik akan
berjalan efektif bila Pemerintah menutup fasilitas transportasi seperti
terminal, stasiun, bandara dan pelabuhan. Jika itu dilakukan pun tak perlu lagi
mengerahkan aparat untuk menutup akses.
"Kalau
melarang gampang, cukup tutup saja semua bandara, terminal, pelabuhan dan
stasiun, itu akan lebih mudah di mana tidak perlu mengerahkan banyak aparat
untuk berada di titik jalan melakukan penyekatan dan pencegatan," ungkap
Djoko kepada CNNIndonesia.com.
"Lebih
murah lebih efisien, tidak perlu mengeluarkan anggaran besar", tambahnya.
Menurut
Djoko, pemerintah lebih baik mengendalikan mudik agar menjadi mudik yang sehat
dan aman dari penularan virus corona (Covid-19).
Salah
satunya dengan melakukan tes covid-19 terhadap warga yang akan berangkat mudik
dan diulang saat warga sampai di Kota atau daerah tujuan.
"Kan
sekarang alat tes dibuat sendiri, pakai genose dan itu murah. Protokol
kesehatan tetap diberlakukan dengan PPKM mikro zonasi", tambah Djoko.
Djoko
mengatakan langkah itu lebih baik ketimbang melarang mudik. Menurutnya, pasti
tetap ada dan banyak warga yang ingin pulang ke kampung halaman merayakan
Idulfitri bersama keluarga seperti tahun lalu.
Diketahui,
pemerintah melarang masyarakat mudik jelang Idulfitri tahun ini demi mencegah
lonjakan kasus positif virus corona. Larangan melakukan perjalanan ke kampung
halaman berlaku pada 6 Mei hingga 17 Mei 2021.
"Larangan mudik akan
dimulai pada tanggal 6 Mei sampai dengan 17 Mei 2021," kata Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat
menyampaikan konferensi pers secara daring, Jumat (26/3).
HASIL DISKUSI
Topik
Larangan
mudik dinilai tak akan efektif jika terminal, stasiun, bandara dan pelabuhan
tetap beroperasi mengankut penumpang (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Pro
Tim
pro setuju dengan rencana penutupan terminal, stasiun, bandara dalam rangka
mendukung kebijakan pemerintah mengenai larangan mudik. Karena biasanya
meskipun pemerintah sudah menerbitkan peraturan untuk dilarang mudik, pasti ada
beberapa masyarakat yang melanggar nya jika tempat tempat transportasi tidak
ditutup. Dengan ditutupnya tempat tempat transportasi tersebut dapat
meminimalisir kegiatan mudik. Jadi pihak dishub, kepolisian, tidak perlu lagi
terjun di jalanan untuk melakukan pengecekan. Dengan adanya larangan mudik ini
dapat mengurangi resiko masyarakat terkena dampak covid-19. Karena vaksin dan
tes kesehatan seperti swab dsb belum terjamin keakuratannya.
Kontra:
Tim kotra menyatakanbahwa mudik telah menjadi suatu budaya dalam masyarakat Indonesia, jadi akan sulit membatasi atau menghalanginya secara menyeluruh. Jadi, mereka kurang setuju dengan pernyataan adanya larangan mudik dengan menutup terminal, stasiun, dan bandara. Mudik tetap dapat dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan, seperti melakukan tes kesehatan sebelum dan sesudah perjalanan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dan mengurangi penyebaran virus covid-19. Jadi dengan melakukan hal ini, ada 2 tujuan yang dapat dicapai. Yaitu masyarakat dapat mudik dan bertemu dengan sanak saudara namun tetap tidak menjadi cluster penyebaran covid 19. Untuk tes kesehatannya cukup mudah sekarang, banyak alternatif selain swab yaitu tes genose. Dengan mudik pun perekonomian di sektor perhubungan bertambah. Selain itu, saat
ini angka penyebaran vovid juga sudah menurun dan sudah cukup banyak yang
mendapatkan vaksin sehingga mudik lebih memungkinkan untuk dilakukan daripada
tahun lalu.
Kesimpulan
Berdasarkan
argument – argument yag telah disampaikan oleh tim pro dan kontra tersebut maka
dapat diambil kesimpulan bahwa mudik masih dapat dilakukan dengan catatan
masyarakat tidak mengabaikan protocol kesehatan dan kebijakan – kebijakan
pemeritah guna mencegah penyebaran covid semakin tinggi.
Masyarakat harus rutin melakukan tes kesehatan baik itu swab maupun tes
lainya. Selain itu saat ini sudah ada alternatif selain swab yaitu tes
genose yang mana biayanya juga cukup terjangkau. Sehingga genose itu
dapat disebarluaskan diseluruh Indonesia, atau kedepannya mungkin ada
alternatif lain yang lebih baik, meskipun tidak akurat akan aman 100% terhindar
dari covid sih, tapi setidaknya itu lebih baik dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar