Empat Industri Ini Tetap Bertumbuh
Saat Pandemi Covid-19
Sabtu, 30 Mei 2020 - 07:23 WIB
views:
7.342
JAKARTA - Beberapa sektor bisnis punya peluang tumbuh di
tengah tekanan dari virus corona atau Covid-19. Contohnya pengusaha yang bergerak dalam bidang bisnis alat
kesehatan dan farmasi. Namun, ada pula beberapa sektor yang terkena imbas cukup
besar, bahkan sampai menghentikan produksinya selama wabah ini.
Menurut data AC Nielsen, ada empat kategori industri yang mengalami kenaikan
cukup signifikan saat penyebaran wabah virus corona ini seperti hand sanitizer
yang semula hanya 1%, tetapi saat terjadi wabah corona meningkat hingga 199%,
sabun pencuci tangan memiliki permintaan yang besar hingga 285%, antiseptik
cair 233%, dan tisu basah 151%.
Namun, dari beberapa sektor yang mengalami peningkatan tersebut, ada beberapa
industri yang turun cukup signifikan dan berimbas kepada pengurangan sejumlah
karyawannya. Seperti sektor busana turun hingga 3%, perawatan bayi dan ibu
hamil turun 5%, produk industri turun 15%, automotif turun 31%, dan properti
anjlok 54%. (Baca:
Wartawan Detik Diteror, Forum Pemred Desak Polisi Bertindak)
Lantas, apakah hal ini akan membaik seiring dengan kebijakan pemerintah untuk
melaksanakan era "New Normal" pada awal Juni nanti? Pengamat ekonomi
dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad
menilai andai wabah ini terus bertahan hingga beberapa waktu ke depan, akan
sulit melihat seberapa cepat industri yang mengalami penurunan bisa bangkit.
"Kita proyeksikan ini selama enam bulan ke depan. Berarti, setelah itu,
bulan ketujuh kita akan lihat apakah akan mulai recovery," ujarnya, di
Jakarta, kemarin.
Baca
Juga:
·
Jokowi Optimistis Ekonomi RI Bergerak ke Arah
Positif
·
Piye Iki Gaes! Separuh Rakyat RI Nggak Ngerti
Literasi Keuangan
Di Indonesia, memprediksi sektor-sektor yang mengalami penurunan tersebut bisa
melakukan recovery dan akan mulai bergerak normal pada akhir 2020.
"Katakanlah industri automotif mulai membaik pada Oktober dan November,
kurang lebih ada waktu tiga sampai empat bulan di akhir 2020," ungkapnya.
Waktu enam bulan untuk recovery tersebut juga harus diimbangi dengan langkah
konkret dari pemerintah terkait bantuan yang diberikan untuk pelaku usaha.
Kendati begitu, dalam keadaan saat ini juga memunculkan peluang dan harapan
baru karena tidak semua sektor bisnis mengalami penurunan. Ada sektor relevan
yang justru bisnisnya membaik seperti sektor kesehatan.
Hal ini pun ditegaskan oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo) Danang Girindrawardana. Dia mengakui bisnis di bidang kesehatan memang
masih terus berjalan hingga saat ini, berbeda dengan sektor lain yang mengalami
tekanan, terutama manufaktur dan pariwisata. Tetapi, bisnis kesehatan ini tidak
boleh hanya memanfaatkan kesempatan dan meraih keuntungan yang besar saja.
"Kalau bisnis kesehatan, saya kira hanya sementara. Karena, kebanyakan
dari pelakunya tidak memanfaatkan peluang. Jadi, tidak mencari untung secara
berlebihan," ujar Danang.
Hasil diskusi:
Sektor industri di masa
pandemi pada dasarnya terkena dampak yang negative dan positif. Pelaku usaha
pada sektor industri hasrus siap dan slelau sigap karena pertumbuhan ekonomi
internasional yang mengalami kemerosotan dihimbau agar tidak berpengaruh besar
pasar ekonomi. sektor industri dan bisnis membaik seiring dengan kebijakan pemerintah untuk
melaksanakan era "New Normal". Oleh sebab itu, untuk saat ini yang
terpenting bagaimana cara mempertankan keadaan industri yang stabil saat ini
karena memang pandemi membuat ekonomi dalam negeri maupn luar negeri rentan
terjadinya krisis.
Upaya yang dilakukan untuk mejaga laju industri di tengah
pandemi yaitu pemerintah membuat strategi agar industri non-migas ini bisa
bertahan di tengah pandemik COVID-19. Salah satu cara yang dapat dilakukan
yaitu dengan melakukan stimulus ekonomi yang berupa bantuan sosial kepada
kelompok miskin rentan adalah upaya memastikan daya beli masyarakat sehingga
permintaan terhadap barang industri non-migas terjaga dan produksi tetap
berjalan. Selain itu, pemerintah juga harus tetap berupaya untuk mengoptimalkan
pemanfaatan bahan baku industri dalam negeri dan insentif pajak dan cukai untuk
industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar