Gilikoma
(Gerakan Cintai Lingkungan Kost Bersama) :
Sinergi Puskesmas dan MasyarakatMewujudkan Lingkungan Kost SekitarKampus
yang Sehatdan Nyaman : Studi Kasus Kost Wilayah Kampus
Universitas
Jember
Fendi Indra Sujianto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember
Kesehatan lingkungan
merupakan salah satu faktor penting dalam mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Ketidakseimbangan atau penurunan kualitas lingkungan menjadi persoalalan dalam
mata rantai penyakit Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hendrik L.
Blomm, derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu
lingkungan (45%), perilaku (35%), pelayanan kesehatan (15%), dan keturunan (5%).
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kualitas lingkungan menjadi posisi
pertama yang mempengaruhi kesehatan dari masyarakat.
Menurut Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) kesehatan lingkungan merupakan suatu
kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara
manusia dan lingkungannya dalam mendukung tercapainya kualitas hidup manusia
yang sehat dan bahagia.Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari
pelaksanaan kesehatan lingkungan, yaitu :
1)
Tempat umum : hotel, terminal, pasar,
pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis
2)
Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama
atau yang sejenis
3)
Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan
industri atau yang sejenis
4)
Angkutan umum : kendaraan darat, laut
dan udara yang digunakan untuk kepentingan umum
5)
Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat
khusus seperti lingkungan yang berada dalam keadaan darurat, bencana
perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.
Berdasarkan 5 sasaran
dari pelaksanaan kesehatan lingkungan diatas, terdapat salah satu sasaran yang
sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan manusia, yaitu lingkungan
pemukiman. Dalam (UU RI No. /1992) dijelaskan bahwa pemukiman berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian dan tempat kegiatan yang mendukung kehidupan dan penghidupan. Salah satu bentuk pemukiman adalah kost kosan yang
dekat dengan daerah pusat kegiatan, yaitu kampus.
Semakin berkembanganya kualitas pendidikan,
semakin tinggi pula kuantitas dari orang yang mengenyam pendidikan. Hal ini
dibuktikan dengan semakin banyaknya lulusan dari SMA yang melanjutkan
pendidikannya ke Perguruan Tinggi. Setiap tahunnya ribuan mahasiswa baru
dilantik. Salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Timur yaitu Universitas
Jember pada tahun 2016 data Universitas menunjukkan bahwa pada tahun tersebut
Universitas Jember melantik 6024 mahasiswa baru. Mahasiswa di Universitas
Jember inipun kebanyakan dari luar daerah Jember, dan banyak juga dari luar
provinsi Jawa timur. Maka dari itulah penyebabnya mahasiswa yang berasal dari
luar Jember memerlukan kost sebagai tempat tinggal selama pendidikan
berlangsung. Sehingga banyak sekali berkembang kawasan kost disekitar kampus.
Letak
strategis dengan kampus menjadi keuntungan tersendiri bagi masyarakat sekitar.
Lahan yang sempitpun menjadi berharga untuk dikembangkan dan dibangun sebagai
kost-kosan.Besarnya
jumlah mahasiswa menjadikan semakin padatnya kost yang dibagun, dan cenderung
menggerombol di sekitar universitas tersebut.
Ditambah lagi banyaknya kost- kost dengan harga murah menjadi minat
tersendiri bagi mahasiswa untuk menempatinya, namun karena harga yang murah
tadi baik itu pihak yang menyewakan kost ataupun mahasiswa banyak yang
mengabaikan aspek kesehatannya. Semakin Kepadatan ini menimbulkan banyak
permasalahan di dalamnya, mulai dari kesehatan masyarakatnya termasuk
mahasiswa, ataupun persediaan air bersih yang kurang. Menurut keterangan banyak
sumber, yaitu mahasiswa, banyak sekali mahasiswa sekitar kampus tersebut yang
sering terkena penyakit, mulai dari gatal-gatal, hepatitis, air yang keruh, air
pdam yang sering tersumbat, dan juga
sampai penyakit demam berdarah juga ada mahasiswa yang pernh mengalami.
Sebagai upaya meningkatkan kualitas lingkungan
hidup di kost-kostan sekitar kampus maka diperlukan peningkatan peran dan
fungsi Puskespas sebagai komponen utama dalam pembangunan kualitas kesehatan
lingkungan baik itu fisik maupun biologis demi mencapai derajad kesehatan
masyarakat yang optimal. Gilikoma (Gerakan
Cintai Lingkungan Kost Bersama) :Sinergi Puskesmas dan MasyarakatMewujudkan
Lingkungan KostSekitarKampus yang Sehat dan
nyaman merupakan langkah
inovatif untuk memperbaiki kondisi yang seperti ini. Sinergi masyarakat dan Puskesmas sangat
diperlukan pada program ini terutama mahasiswa itu sendiri. Selain itu perlu
juga dari dukungan pemerintah untuk menyukseskan program ini. Bentuk dari
program ini mencakup 4 pilar, yaitu pengelolaan sampah, pengelolaan air,
pengelolaan limbah rumah tangga, dan juga PHBS atau perilaku hidup bersih dari
masyarakatnya. Program seperti ini harus menjadi program yang terencana dengan
baik oleh puskesmas, karena fungsi puskesmas sendiri sebagai penggerak
pembanguan yang berwawasan kesehatan. Maka dari itu sinergi Puskesmas dengan
masyarakat, dan didukung oleh instansi atau lembaga pemerintah lain dapat
dilihat dari bagan berikut :
Gambar 1: Gilikoma, Sinergitas Puskesmas dan
Masyarakat didukung dengan Pemerintah
Dari bagan diatas dapat
dilihat bahwa 4 subjek tersebut mempunyai peran tersendiri yang nantinya peran tersebut
berhubungan dengan peran lainnya, berikut adalah penjelasannya :
1) Puskesmas
Peran Puskesmas disini adalah
sebagai pihak yang mensosialisasikan mengenai mencakup 4 pilar, yaitu
pengelolaan sampah, pengelolaan air, pengelolaan limbah rumah tangga, dan juga
PHBS atau perilaku hidup bersih dari masyarakatnya yang dilihat dari aspek
kesehatannya kepada masyarakat termasuk pemerintah lingkungan (RT/RW).
2) Pemerintah lingkungan
Pemerintah lingungan yang
dimasud disini adalah (RT/RW) yang membantu mengawasi proses berjalannya
program ini ke masyarakat baik masyarakat non mahasiswa, ataupun mahasiswanya.
Pengontrolan dapat dilakukan 1 minggu sekali tanpa pihak puskesmas ataupun
dinas kesehatan. Sedangkan untuk pengontrolan bersama dengan pihak tersebut,
untuk lebih efektifnya dalam jangka waktu 1 bulan sekali. Selain itu RT/RW
berkewajiban mengadakan bersih lingkungan setiap satu minggu sekali, dan
membuat jadwal mingguan bagi mahasiswa untuk bergilir mengikuti proses ini.
3) Pemerintah Kabupaten
Pemerintah Kabupaten artinya
bahwa terdapat instansi/lembaga yang diperlukan disini sebagai pendukung pihak
dari puskesmas sendiri sebagai pemantau kegiatan baik itu sosialisas atupun
saat program ini berjalan. Pihak yang dimasud disini adalah dari dinas
kesehatan. Selain itu juga perlu dukungan dari PDAM sebagi penyuplai air bersih
kost selain sumur yang sudah keruh, sebagai evaluasi pengelolaannya dari segi
kesehatan ke pihak puskesmas dan dinas kesehatan. Untuk yang pengelolaan sampah
dan limbah dibutuhkan kerjasama dengan dinas kebersihan sebagai pengelola
sampah atau limbah rumah tangga dari masyarakat.
4) Masyarakat non Mahasiswa
Setelah mengetahui pola
perilaku hidup bersih (PHBS) maka dalam prosesnya diupayakan masyarakat sadar
akan pentingnya kualitas kesehatan pemukiman kost yang baik. Pihak masyarakat
non Mahasiswa ini juga termasuk penyedia penyewaan kost, sehingga juga sebagai
bahan evaluasi untuk menciptakan kost yang bersih dan nyaman.
5) Mahasiswa
Samahalnya dengan masyarakat
non mahasiswa, mahasiswa disini harus sudah
mengetahui pola perilaku hidup bersih (PHBS) maka dalam prosesnya
diupayakan masyarakat sadar akan pentingnya kualitas kesehatan pemukiman kost
yang baik. Ataupun jika nanti diadakan bersih lingkungan
setiap minggunya, mahasiswa tersebut bergilir untuk ikut membantu masyarakat
dan RT/RW.
Setelah
melakukan program ini diharapkan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan
yang berwawasan kesehatan dan juga pusat pemberdayaan masyarakat dapat tercapai
dengan capaian output yang optimal, khususnya pada kesehatan lingkungan kost
mahasiswa di sekitar kampus Universitas Jember sehingga
lingkungan tersebut sehat, dan nyaman untuk ditinggali.
Daftar
Referensi
Mukti, Anggara. Dampak
Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap penurunan Kualitas Lingkungan Hidup.
Universitas Negeri Malang (17 September 2016)
Universitas Sumatera Utara. Kesehatan Lingkungan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39026/4/Chapter%20ll.pdf(17 September 2016)
http://lh.surabaya.go.id/SLHD/slhd%208%20bt.pdf (17 September 2016)
www.unej.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar