17 April 2021
Topik: Polemik Vaksin
Nusantara: Pro Kontra Vaksin Nusantara, 40 Anggota DPR Jadi Relawan, BPOM Ragu,
hingga Jawaban Peneliti (Tribunnews.com/Anita K Wardhani)
Pro Kontra Vaksin
Nusantara, 40 Anggota DPR Jadi Relawan, BPOM Ragu, hingga Jawaban Peneliti
Saat vaksinasi covid-19
yang digencarkan pemerintah, muncul pro kontra
vaksin nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus
Putranto. Vaksin Sel Dendritik atau yang dikenal vaksin Nusantara kembali
menuai kontroversi. Beberapa anggota DPR RI ingin menjadi relawan
uji klinik meski BPOM RI menemukan kejanggalan dalam penelitian dan
pengembangan vaksin Nusantara.
Bagaimana sebenarnya
vaksin Nusantara ini? Benarkah ampuh? Siapa saja yang sudah mencoba? Berikut
ulasan Tribunnews.com.
Vaksin Nusantara ini
diketahui belum bisa lanjut ke tahap uji klinis fase II oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM). Dokumen hasil pemeriksaan tim BPOM menunjukkan
berbagai kejanggalan penelitian vaksin. Misalnya tidak ada
validasi dan standardisasi terhadap metode pengujian. Hasil penelitian pun
berbeda-beda, dengan alat ukur yang tak sama.
Selain itu, produk
vaksin tidak dibuat dalam kondisi steril. Catatan lain adalah antigen yang
digunakan dalam penelitian tidak terjamin steril dan hanya boleh digunakan
untuk riset laboratorium, bukan untuk manusia. Tertulis dalam dokumen
tersebut, BPOM menyatakan hasil penelitian tidak dapat diterima validitasnya. Dalam bagian lain
dokumen disebutkan, uji klinis terhadap subjek warga negara Indonesia dilakukan
oleh peneliti asing yang tidak dapat menunjukkan izin penelitian.
Bukan hanya peneliti, semua komponen
utama pembuatan vaksin Nusantara pun diimpor dari Amerika Serikat.
"Bahwa ada komponen
yang betul-betul komponen impor dan itu tidak murah. Plus ada satu lagi, pada
saat pendalaman didapatkan antigen yang digunakan, tidak dalam kualitas mutu
untuk masuk dalam tubuh manusia," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam
rapat dengar dengan Komisi IX DPR RI yang disiarkan secara daring, Kamis
(8/4/2021).
HASIL DISKUSI:
Pro :
Tim pro setuju dengan
adanya vaksin nusantara ini, karena proses pertama tahapan vaksinasi ini
menggunakan vaksin pengambilan sampel darah selama 7 hari dengan disisipi
dengan protein dari sampel virus covid-19. Setelah sel dendiritik dalam darah
diolah selama tujuh hari, barulah vaksin disuntikkan ke dalam tubuh. dengan
adanya vaksin Nusantara. Dimana vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyebaran
virus covid-19. Pencegahan tersebut dilakukan dengan memperkuat sistem imun dan
antibodi manusia. Jadi saat virus covid-19 menyerang tubuh, tubuh akan
membentuk sistem imun, sebab virus ini bukan menjadi hal yang asing bagi tubuh.
Saat vaksin disuntikkan, tubuh akan merespons virus lebih cepat dan membentuk
imun.
Kontra:
Tim kotra menyatakan
bahwa arena elemen elemen yang terkandung di dalam vaksin tersebut belum
terjamin keakuratannya atau keselamatan nya. Walaupun vaksin ini karya anak
bangsa dan ada elemen yang import dari USA, kita tetep harus mementingkan mutu
atau kualitasnya. Selain itu disitu juga dikatakan bahwa vaksin yang ideal
harus memiliki kriteria aman, efektif, stabil, murah, dan tidak menimbulkan
komplikasi. Vaksin juga seharusnya memiliki setidaknya empat manfaat, pertama
melindungi orang yang divaksin, mengurangi mortalitas, mencegah kematian, serta
mencegah manusia menjadi sumber penyebaran virus. Namun disini, vaksin
nusantara ini masih belum memenuhi kriteria vaksin yang ideal (salah satunya
murah, karena vaksin ini diimpor dari luar negri yang dikatakan harganya cukup
mahal) dan belum mencapai setidaknya empat manfaat di atas salah satunya
melihat dari adanya kejadian tidak terduga seperti. Maka dari itu vaksin ini
perlu dikaji ulang, dikaji lebih lanjut lagi.
Kesimpulan :
Berdasarkan argumen yang
telah disampaikan oleh tim pro dan kontra tersebut maka, dapat diambil
kesimpulan bahwa dengan adanya vaksin nusantara ini, dapat menjadi
alternatif pencegahan virus covid-19, terutama dengan harga yang murah. Namun,
untuk efektifitas dan kualitas yang masih kurang , perlu dikaji lagi
tentang vaksin tersebut hingga memenuhi kriteria vaksin yang ideal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar