PEMBERLAKUAN PENGGUNAAN MATA UANG TUNGGAL ASEAN
(Dwi Putri/ Oktober 2016)
Kita tentu sudah mengetahui bahwa salah satu bukti bahwa suatu negara telah merdeka dan berdaulat ialah bahwa negara tersebut telah mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lain, dan pengakuan tersebut akan didapatkan manakala negara tersebut mampu untuk melaksanakan kerjasama dengan negara-negara lain dalam berbagai bidang. Begitu juga dengan Indonesia, Indonesia sudah mendapatkan pengakuan kedaulatan dari negara lainnya karena Indonesia telah membuktikan mampu untuk melaksanakan kerjasama dengan berbagai negara, bukan hanya dalam bidang sosial dan politik namun juga dalam bidang ekonomi. Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan Indonesia ialah kerjasama regional yaitu ASEAN (Association of South East Asia Nations).
Kerjasama ASEAN bukan hanya mencakup bidang sosial dan politik namun juga mencakup bidang ekonomi. Salah satu kerjasama ekonomi yang terbaru yang dilakukan dalam ASEAN ialah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Pada tahun 2015 kerjasama ini sudah mulai berlaku, namun bukan wacana berlakunya MEA yang menjadi buah bibir masyarakat akan tetapi kebijakan penggunaan mata uang tunggal dalam kerjasama MEA tersebut. Sejak beberapa tahun yang lalu para anggota ASEAN berencana memberlakukan mata uang tunggal dalam kerjasama bidang ekonomi. Mereka beranggapan bahwa penggunaan mata uang tunggal tersebut akan memberikan keuntungan bagi para negara anggota. Namun ternyata banyak pro dan kontra dari masyarakat dalam menyikapi kebijakan tersebut.
Pada dasarnya semua kebijakan tentu memiliki dampak positif dan juga negatif. Begitu pula dengan kebijakan penggunaan mata uang tunggal ASEAN ini. Ada banyak dampak negatif dan positif yang akan muncul sebagai dampak dari berlakunya kebijakan tersebut. Setiap negara tentu memiliki potensi yang berbeda-beda, oleh karena itu setiap negara ibarat manusia ialah makhluk sosial sebab suatu negara pasti akan membutuhkan bantuan dari negara lain, bukan hanya dalam bidang sosial dan politik namun juga dalam bidang ekonomi. Suatu negara tidak akan bisa memenuhi segala kebutuhannya sendiri oleh karena itu diperlukan adanya suatu kerjasama antar suatu negara dalam rangka memenuhi segala kebutuhannya dalam berbagai bidang. Sekaya apapun suatu negara atau sekuat apapun suatu negara pastilah membutuhkan kerjasama dengan negara lainnya. Walaupun Amerika adalah negara yang kuat namun tetap membutuhkan kerjasama dengan negara lain, Begitu pula dengan Indonesia, walaupun indonesia kaya akan potensi alamnya namun tetap membutuhkan kerjasama dengan negara lainnya untuk bisa mencapai kemakmuran.
Kerjasama antar negara dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah kerjasama regional. Kerjasama regional ialah Kerja sama regional merupakan kerja sama antara negara-negara sewilayah atau sekawasan, ASEAN merupakan salah satu contoh kerjasama regional yaitu kerjasama negara-negara asia tenggara. Kerjasama tersebut mencakup kerjasama dalam bidang sosial, politik dan juga ekonomi. Namun pada dasarnya kerjasama tersebut memiliki tujuan utama Meningkatkan stabilitas finansial terutama pada tingkat regional, Menghindari kemungkinan krisis keuangan di masa mendatang, serta menggalakkan perdagangan dan investasi melalui penurunan tarif.
Dari tujuan utama ASEAN tentu sudah terlihat bahwa kerjasama yang dominan adalah kerjasama dalam bidang ekonomi. Salah satu bentuk kerjassama ekonomi ASEAN yang terbaru adalah MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Kerjasama tersebut bertujuan untuk menciptakan perdagangan bebas antara negara anggota ASEAN di wilayah Asia Tenggara. Dengan adanya kerjasama tersebut maka negara anggota ASEAN bebas melakukan perdagangan internasional. Kerjasama tersebut mulai berlaku pada tahun 2015. Namun wacana yang ada dalam tahun 2015 ini bukanlah wacana berlakunya MEA namun wacana berlakunya penggunaan mata uang tunggal ASEAN.
Mata uang tunggal pertama kali diperkenalkan Uni Eropa dengan meluncurkan Euro pada 1 Januari 1999. Sebagian besar masyarakat Eropa memandang peluncuran mata uang bersama itu sebagai suatu tonggak bersejarah dalam perjuangan panjang untuk menyatukan Eropa. Euro mencapai masa keemasan pada tahun 2002, Selanjutnya ASEAN berkeinginan untuk melakukan hal yang sama, dengan menyatukan mata uang yang digunakan oleh seluruh anggota ASEAN. Penyatuan mata uang ini bermula pada Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpuanan Negara-negara di Asia Tenggara (KTT ASEAN) Oktober 2013 lalu, Wacana penyatuan mata uang ASEAN ini sempat mengalami kegoyahan setelah ekonomi bangsa Eropa mengalami kejatuhan dan nilai tukar euro semakin melemah, namun akhirnya rencana penyatuan mata uang ASEAN mencapai keputusan final pada Rabu, 17 Desember 2013 lalu bahwa penyatuan mata uang ini akan mulai diberlakukan per 1 Februari 2014 dengan nama mata uang SAC (Southeast Asian Currency) yang memiliki nilai tukar Rp. 6350 per 1 SAC.
Namun penggunaan mata uang SAC belum mampu terlaksana dengan baik, masih ada pro dan kontra yang tidak dapat diselesaikan hingga sekarang. Penggunaan mata uang tunggal tersebut belum mampu memberikan dampak yang signifikan. Hanya ada beberapa keuntungan yang dapat diberikan oleh penggunaan mata uang tunggal ini, yaitu :
1. berkurangnya biaya transaksi perdagangan antar negara anggota melalui hilangnya ongkos transaksi mata uang dan risiko nilai tukar yang umumnya mengikuti proses pembayaran dalam transaksi perdagangan antar negara,
2. meningkatnya transparansi harga dari sebuah produk yang dihasilkan oleh Negara-negara berbeda yang ada di kawasan mata uang tunggal yang bersangkutan.
3. berkurangnya ongkos pengelolaan kebijakan moneter dari negara-negara kawasan mata uang tunggal tersebut. Hal ini terkait dengan terrpusatnya pengelolaan kebijakan moneter untuk setiap negara anggota ASEAN.
4. memberikan kredibilitas dan disiplin pengelolaan kebijakan ekonomi makro bagi negara-negara anggotanya.
Akan tetapi keuntungan tersebut hanya akan didapatkan oleh negara anggota ASEAN yang sudah siap menghadapi dan menerima pemberlakuan mata uang tunggal tersebut.
Sementara itu, kondisi perekonomian Indonesia masih belum siap untuk menerima pemberlakuan mata uang tunggal ASEAN ini karena mata uang indonesia adalah yang terlemah. Denngan adanya pemberlakuan mata uang tunggal tersebut maka harga barang-barang Indonesia akan mengalami kenaikan karena sebelumnya harga barang di Indonesia murah, selain itu tidak akan ada lagi subsidi dari pemerintah sehingga secara otomatis harga bahan bakar minyak dan barang-barang yang lain akan meningkat.
Indonesia sendiri masih memberikan tanggapan dingin atas pemberlakuan mata uang tunggal ini. Beberapa ahli juga mengatakan bahwa pemberlakuan mata uang tunggal ini masih belum bisa dilakukan di ASEAN sebab kondisi perekonomian negara anggota ASEAN masih belum merata dan sama, bahkan negara Eropa yang perekonomiannya sudah merata dan sama masih gagal dalam pemberlakuan mata uang tunggal Euro. Seharusnya ASEAN berkaca pada kegagalan bangsa Eropa tersebut,
Bukannya mengucilkan negara sendiri tapi secara logika ASEAN memang belum siap untuk melaksanakan penyatuan mata uang karena infrastruktur yang ada juga belum bisa mendukung pemberlakuan kebijakan tersebut. Kegagalan bangsa Eropa harus dijadikan sebagai pertimbangan dalam pemberlakuan mata uang tunggal ASEAN ini. Segala dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh pemberlakuan kebijakan tersebut harus disikapi dengan benar sehingga tidak menjadikan kegagalan seperti bangsa Eropa.
Oleh karena itu, kebijakan pemberlakuan mata uang tunggal masih harus dipertimbangkan lagi sebab belum semua negara anggota ASEAN mampu untuk menerima dan melaksanakan kebijakan tersebut. Kegagalan bangsa Eropa dalam penerapan mata uang tunggal harus dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Pemberlakuan mata uang tunggal memang mampu memberikan keuntungan yang cukup besar bagi negara anggota ASEAN tapi keuntungan tersebut hanya akan mampu dinikmati oleh negara yang sudah mampu dan siap untuk menerima dan melaksanakan kebijakan pemberlakuan mata uang tunggal ASEAN tersebut.
Banyak pihak yang menilai bahwa pemberlakuan mata uang tunggal ASEAN tersebut sangat tidak mungkin sebab mereka melihat bahwa negara Eropa yang kondisi perekonomiannya sama masih gagal apalagi ASEAN yang kondisi perekonomiannya masih sangat beragam.
Untuk bisa melaksanakan kebijakan pemberlakuan mata uang tunggal ASEAN tersebut harus didahului oleh optimalisasi peran pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu untuk dapat mewujudkannya, harus terdapat kesatuan-kesatuan tekad antara negara-negara anggota ASEAN sehingga infrastruktur untuk terbentuknya mata uang tunggal ASEAN dapat terwujud.. Jika sampai saat ini masih ada negara anggota yang menanggapi dingin rencana kebijakan tersebut maka kebijakan pemberlakuan mata uang tunggal ASEAN masih belum bisa terlaksana.
Memang ada dampak positif bila mata uang tunggal ASEAN berlaku, yaitu mempermudah transaksi di negara-negara ASEAN, akan tetapi tantangan terbesarnya adalah kondisi ekonomi masing-masing negara yang belum sama kuatnya. Jika dalam kondisi yang seperti ini kebijakan pemberlakuan mata uang tunggal ASEAN masih tetap dipaksakan pemberlakuannya maka akan merugikan negara anggota yang lemah perekonomiannya. Jadi untuk saat ini pemberlakuan mata uang tunggal ASEAN dinilai masih belum bisa dilaksanakan melihat kondisi perekonomian negara anggotanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar